- Back to Home »
- Info »
- HATI-HATI GAN TSUNAMI BISA TERJADI DI HARI YG CERAH !!
San Fransisco — Pada sebuah hari yang cerah, gelombang aneh menewaskan
tujuh orang di Chicago di tepi danau Michigan hampir 60 tahun yang lalu.
Pada
saat itu, tidak ada yang tahu apa yang memicu gelombang raksasa
tersebut. Tapi kini para peneliti mengetahui, gelombang tersebut
merupakan sebuah tsunami yang dipicu oleh badai sehari sebelumnya.
Demikian dikatakan Chin Wu, seorang profesor teknik di University of
Wisconsin, Madison, pada pertemuan tahunan American Geophysical Union
pekan lalu.Fenomena gelombang itu diberi sebutan meteotsunami, karena
berhubungan dengan cuaca yang yang sering melanda Great Lakes dan di
sepanjang garis pantai AS. Gelombang setinggi 3 meter yang melanda
Chicago adalah satu dari dua kejadian serupa di Danau Michigan pada Juni
1954.
Gelombang setinggi 5 meter menyapu beberapa mobil di
Daytona Beach, Florida, pada 1992, dan gelombang setinggi 3,5 meter
menyapu Boothbay Harbor, Maine, pada 2008.
Gelombang terbesar
bisa mencapai ketinggian sekitar 4 meter, seperti meteotsunami besar
yang melanda Nagasaki Bay di Jepang pada 1979. Selain korban jiwa,
gelombang tersebut juga menyebabkan kerusakan kapal dan pelabuhan hingga
jutaan dolar di seluruh dunia.
Amerika Serikat mendanai upaya
untuk lebih memahami dan memprediksi gelombang pembunuh itu, yang
mungkin lebih sering terjadI daripada yang pernah diketahui, kata Paul
Whitmore, direktur West Coast and Alaska Tsunami Warning Center.
"Jika
Anda merunut sejarah, ada beberapa gelombang di wilayah East Coast yang
menyebabkan kerusakan dan melukai beberapa orang selama beberapa tahun
terakhir, sehingga kejadian tersebut merupakan motivasi kami untuk lebih
memahami agar bisa meramalkan fenomena ini," katanya kepada
OurAmazingPlanet.
Spanyol dan Kroasia, negara-negara yang
pelabuhan sempitnya meningkatkan kewaspadaan terhadap meteotsunami, dan
sudah mengeluarkan peringatan umum akan bahaya tersebut.
Tiga langkah untuk tsunami
Sebuah
meteotsunami terbentuk ketika sebuah badai menghantam permukaan air
dengan ledakan tekanan. Di atas perairan terbuka, danau besar atau laut
terbuka, lompatan tekanan secara tajam dari 2 menjadi 10 milibar dapat
memicu gelombang (atau membuat telinga Anda pekak).
(Milibar
adalah satuan tekanan, tingkat tekanan laut standar adalah 1.000
milibar.) Hembusan angin kuat tiba-tiba dari badai dan gelombang
gravitasi (pola gelombang udara) juga dapat memicu meteotsunami.
Tetapi
untuk mempertahankan gelombang, lompatan tekanan juga harus disertai
dengan resonansi — perbedaan massa udara atau gangguan perlu bergerak
secepat gelombang untuk memberikannya energi. Badai dapat melewati
ratusan kilometer jauhnya dari pantai, namun dapat membentuk tsunami
dengan energi yang cukup untuk melewati samudera.
Setelah
gelombang tersebut memiliki cukup energi untuk bergerak ke pantai, maka
tsunami perlu menghantam sebuah pelabuhan atau teluk yang berbentuk
botol atau huruf V untuk bisa membuat gelombang tersebut dengan cepat
meninggi dan menyapu pantai. Pelabuhan yang sempit dapat memperkuat
gelombang dengan memantulkan gelombang tersebut bolak-balik.
Istilah
meteotsunami diciptakan pada 1996, namun gelombang tersebut mulai
disadari keberadaannya pada 1950-an, kata Alexander Rabinovich, seorang
ilmuwan penelitian Shirshov Institute of Oceanology di Moskow. Munculnya
satelit cuaca dan pelampung pemantau perubahan tekanan di seluruh
permukaan laut, terutama setelah tsunami Aceh 2004, telah membuat
penelitian terhadap fenomena tersebut semakin mendalam, katanya kepada
OurAmazingPlanet.
Investigasi mendalam: Meteorologi
Tidak
seperti tsunami yang disebabkan gempa, gelombang yang disebabkan badai
tidak akan meluluhlantakkan seluruh pesisir pantai. Gelombang tersebut
hanya menghancurkan pelabuhan dan teluk yang sempit. Tapi yang membuat
meteotsunami amat berbahaya adalah kecenderungannya untuk terjadi pada
hari cerah, akibat badai yang berjarak ratusan kilometer.
David
Tappin, seorang ahli geologi kelautan di British Geological Survey, dan
rekan-rekannya mengidentifikasi meteotsunami yang tercatat pertama di
Inggris, dengan menggunakan pencitraaan satelit, pelampung tekanan dan
beberapa video di YouTube.
Dalam suatu level investigasi
mendalam, mereka memastikan apakah sebuah gelombang merupakan
meteotsunami dengan menyelidiki waktu gelombang tersebut tiba di pantai
Cornish, di Yealm Estuary.
Para peneliti menemukan semua hal,
mulai dari penyebab dari badai di English Channel hingga posisi tempat
terjadinya gelombang itu: pelampung merekam lompatan tekanan hingga 5
milibar saat gelombang dimulai. Pada pertemuan AGU, Tappin menunjukkan
sebuah video YouTube yang menampilkan orang-orang yang berjalan
melintasi permukaan air yang meninggi dengan cepat ke St. Michael Mount
di Cornwall saat hari sedang cerah.
"Sumbernya berjarak ratusan
kilometer, Anda tidak merasakan indikasi geologis dari getaran apa pun,
namun tiba-tiba Anda melihat gelombang besar datang, sehingga
meteotsunami cukup berbahaya dari sudut pandang itu," kata Tappin kepada
OurAmazingPlanet.
Dengan angin di dunia yang semakin cepat dan
tinggi gelombang yang meningkat karena perubahan iklim, serta badai
diprediksi akan lebih intens di tahun-tahun mendatang, Tappin khawatir
Inggris berisiko besar mengalami banyak meteotsunami.
"Dengan
terjadinya pemanasan global, kita akan sering mengalami peristiwa ini.
Salah satu rekomendasi dari penelitian ini adalah bahwa kita mencari
tahu apakah ini akan membahayakan Inggris, karena kita tidak pernah
mengalami ini sebelumnya," katanya.
Memprediksi meteotsunami
Meski
ada minat besar dalam memprediksi meteotsunami, interaksi antara
atmosfer, laut, dan bentuk pelabuhan membuat prediksi ukuran gelombang
sulit untuk dilakukan dengan akurat saat ini, kata Sebastian Monserrat,
ahli kelautan di University of the Balearic Islands di Spanyol.
"Bila
Anda mengalami gempa bumi, gempa bumi tersebut akan berhenti, sehingga
Anda mendapatkan informasi tentang gelombang yang terjadi sebelum
menghantam wilayah yang rawan," seperti pelabuhan, katanya kepada
OurAmazingPlanet. "Namun tekanan atmosfer dapat mengubah apa yang
terjadi di dalam air, dan gangguan atmosfer bisa berubah, sehingga
prediksi meteotsunami dan peringatan dini akan lebih sulit," katanya.
Pelabuhan
sempit Spanyol, Majorca Island dan Kroasia, di sepanjang Laut Adriatik,
sangat rentan terhadap meteotsunami, ujar Monserrat.
"Kantor
meteorologi di Majorca memberikan peringatan ketika kondisi atmosfer
berpotensi menimbulkan meteotsunami, dan ternyata cara itu berhasil,
namun masalahnya adalah bahwa peringatan tersebut bukan hal yang paling
penting," katanya. "Kita tidak cuma ingin tahu bahwa meteotsunami akan
terjadi, tetapi kita ingin tahu juga seberapa besar meteotsunami
tersebut.
SUMBER