- Back to Home »
- Info »
- Dampak Penggunaan AC bagi Kesehatan
UDARA yang sedang panas-panasnya seperti sekarang ini, tak ada salahnya
juga kita mempunyai AC (Air Conditioner). Pemakaian AC bukan suatu
barang baru lagi bagi kita yang tinggal di perkotaan, atau mereka yang
berlama-lama di kantor mengerjakan tugas, dan mereka yang berada di
dalam mobil dan harus menghadapi kemacetan jalan raya setiap harinya.
Bahkan sekarang banyak model AC yang makin beragam di pasaran. Kita
tinggal memilih sesuai kebutuhan, model dan budget tentunya. Tanpa
perangkat pendingin itu, rasanya kita yang tinggal di perkotaan yang
panas, padat dan penuh sesak ini jadi malas untuk beraktivitas, tidak
bisa tidur, bahkan mudah terpancing emosi.
Namun kita sekadar
mencari kenyamanan di tengah iklim tropis yang mudah membuat gerah,
tanpa peduli efek buruk di balik kenyamanan hawa dingin yang dihasilkan
mesin penyejuk ruangan. Berbagai efek dan dampak buruk AC bagi tubuh
perlu kita ketahui, agar bisa meminimalisir penggunaan AC atau mencari
teknologi pendingin udara yang lebih menyehatkan dan memberikan
perlindungan dari virus dan kuman. Berikut efek negatif AC bagi tubuh:
1. Gemuk
Sejumlah
penelitian menguatkan tudingan bahwa suhu udara yang nyaman menjadi
salah satu dari 10 penyebab utama kenaikan berat badan. Suhu udara yang
nyaman seringkali membuat kita malas bergerak. Minimnya aktivitas tubuh
meniadakan pelepasan energi pembakaran lemak.
Dalam jangka
panjang, timbunan lemak akan terakumulasi dan memicu obesitas. Sebab
itu, mereka yang terbiasa hidup di ruangan berpenyejuk ruangan
disarankan memiliki jadwal rutin berolahraga untuk membakar lemak tubuh.
2. Sick Building Syndrom
Perbedaan
suhu udara antara ruangan berpendingin udara dan luar ruang bisa
memengaruhi daya tahan tubuh. Beranjak ke ruang dingin dalam kondisi
bercucur keringat usai melakukan aktivitas di bawah sinar matahari bisa
mengakibatkan sakit kepala, lemas, sesak napas, bahkan sulit
berkonsentrasi.
3. Penularan Penyakit
Hampir semua
ruang berpendingin udara minim ventilasi. Kondisi ini membuat sirkulasi
udara tidak lancar dan hanya menghasilkan udara daur ulang. Saat salah
satu penghuninya membawa virus, secara otomatis virus itu akan
terperangkap di ruangan sehingga berpotensi menular ke penghuni lain
dengan cepat.
4. Penuaan Kulit
Mesin pendingin
udara bekerja menurunkan temperatur udara dengan menangkap
partikel-partikel air di udara untuk memproduksi hawa dingin. Kondisi
ini secara tak langsung menurunkan kelembaban udara yang memicu masalah
kulit kering.
Jika sebagian besar waktu kita habis di ruang
berpendingin udara biasakan menggunakan pelembab ekstra untuk kulit.
Kita harus memiliki trik untuk menjaga kelembaban kulit demi
mempertahankan elastisitasnya.
Pada dasarnya desain AC
yang dipakai untuk mengatur suhu ruangan secara kontinu dapat
mengeluarkan bahan polutan. Kadar gas-gas SO2, CO2, dan O2 di dalam
ruangan tidak dipengaruhi oleh keberadaan AC. Bahan partikulat dapat
dikurangi secara signifikan oleh AC dengan filter yang efektif. Kadar
pollen di dalam ruangan dapat berkurang secara signifikan dengan adanya
AC. Jumlah bakteri dan spora di gedung dengan AC kemungkinan akan lebih
sedikit daripada gedung tanpa AC, walaupun sampai saat ini hal tersebut
masih diperdebatkan.
SUMBER