Archive for June 2016

Pandangan Hidup Manusia berkaitan dengan Perilaku Konsumtif


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
            Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa ciri tersendiri akan diri manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan dibandingkan makhluk lain. Satu diantara keunggulan manusia tersebut ialah pandangan hidup.
            Tim Penulis Dosen Pendidikan Sosial Budaya MKDU FPIPS UPI (2015, hlm. 101) memaparkan bahwa “pandangan hidup ini merupakan sendi-sendi penegak bagaimana individu dan masyarakat tersebut dapat memunculkan dirinya dalam himpitan era globalisasi”.
            Berdasarkan pada pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pandangan hidup merupakan hal yang sangat penting bagi manusia untuk menunjukan eksistensinya sebagai makhluk sosial. Setiap individu bebas untuk memilih dan menetapkan pandangan hidupnya dan dalam memilih pandangan hidupnya individu tak lepas dari pengaruh lingkungan dan perkembangan zaman sehingga pengaruh terhadap pandangan hidup dapat bernilai negatif ataupun positif.
            Seiring dengan perkembangan zaman pandangan hidup seseorang dapat bernilai positif maupun negatif dipengaruhi oleh globalisasi yang kenyataannya saat ini banyak sekali budaya barat yang sedang populer di Indonesia, salah satunya adalah hedonisme yang merupakan turunan dari pandangan hidup liberalisme yang  banyak dianut oleh negara barat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup”.
Menurut Sulusy (dalam jurnalnya http://eprints.ums.ac.id/16919/3/BAB_II.pdf, hlm. 6) menyatakan bahwa:
   Jenis tipikal orang yang senang memuja kesenangan materi adalah sangat    berkaitan erat dengan konsumerisme, yang berhubungan bagaimana kita     mendapatkan kesenangan dunia itu, dengan membeli materi-materi yang      berlimpah, yang mungkin kita menganggap materi itu bukan merupakan      sebuah kebutuhan yang mutlak. Perilaku ini mencerminkan perilaku             konsumtif sebagai dampak adanya pandangan hidup hedonisme

Pandangan hidup yang dipengaruhi globalisasi dapat berdampak positif maupun negatif. Salah satu pengaruh globalisasi terhadap pandang hidup tersebut yaitu perilaku konsumtif. Hal ini mendasari penyusun untuk mengambil permasalahan ini menjadi sebuah makalah yang diperkuat dengan Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI agar dapat memberikan kebermanfaatan untuk menemukan upaya penyelesaian dari permasalahan ini.

B.     Identifikasi Masalah
            Dari latar belakang masalah tersebut timbul beberapa masalah yaitu :
1.    Orang yang memiliki pandangan hidup yang berdampak pada perilaku konsumtif kurang dapat memprioritaskan mana kebutuhan dan keinginan.
2.    Perilaku konsumtif tersebut dapat menimbulkan pemakaian uang yang berlebihan atau pemborosan.
3.    Timbulnya rasa gengsi yang tinggi yang diperoleh dari menonjolkan merek-merek terkenal dan mahal, atau simbol-simbol kemewahan lainnya.
4.    Berperilaku konsumtif selalu saja memiliki cara berpikir untuk memiliki segala sesuatu yang diproduksi oleh orang lain, berpikir bahwa apa yang baru yang ada di pasar harus dimilikinya, padahal perasaan yang demikian nantinya akan menyiksa dirinya apabila dirinya tidak memiliki uang.

C.    Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah yang ada adalah sebagai berikut.
1.    Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pandangan hidup seseorang untuk berperilaku konsumtif? (Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI).
2.    Bagaimana solusi untuk mengatasi hal yang dapat menyebabkan perilaku konsumtif dari pengaruh pandangan hidup? (Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI).

D.    Pendekatan dan Metode Pemecahan Masalah
            Pendekatan yang digunakan dalam penelitian makalah ini adalah pendekatan multiaspek atau multidimensi dimana faktor yang berpengaruh dalam permasalahan yang diangkat dilihat dari segala sudut pandang. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode kuantitatif melalui penyebaran angket yang respondennya merupakan Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI.

E.     Sistematika Makalah
            Untuk sistematika makalah yang digunakan adalah sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Identifikasi Masalah
C.     Rumusan Masalah
D.    Pendekatan dan Metode Pemecahan Masalah
E.     Sistematika Penyusunan
BAB II KAJIAN TEORI
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN








BAB II
KAJIAN TEORI

A.    Hakikat Hidup Manusia
Menurut Kluckhon (dalam Tim Penulis Dosen Pendidikan Sosial Budaya MKDU FPIPS UPI, 2015, hlm. 15) menyatakan bahwa, “kerangka orientasi nilai budaya manusia menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia secara universal, yaitu hakikat hidup manusia, hakikat karya manusia, hakikat waktu manusia, hakikat alam manusia, serta hakikat hubungan manusia”.
Namun, masalah pokok kehidupan manusia yang akan kami bahas dalam makalah ini yaitu mengenai hakikat hidup manusia. Menurut Kluckhon (dalam Tim Penulis Dosen Pendidikan Sosial Budaya MKDU FPIPS UPI, 2015, hlm. 15) menyatakan bahwa “hakikat hidup manusia merupakan hakikat hidup untuk setiap kebudayaan berada secara ekstrem; ada yang berusaha untuk memadamkan hidup (nirvana = meniup habis), adapula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik untuk “mengisi hidup””.
Menurut Kluckhon (dalam Tim Penulis Dosen Pendidikan Sosial Budaya MKDU FPIPS UPI, 2015, hlm. 15) “masalah dasar dalam hidup terdapat hakikat hidup manusia yang dapat menentukan orientasi nilai budaya yang beranggapan bahwa hidup itu baik, hidup itu buruk, serta hidup itu buruk, tetapi manusia wajib berikhtiar supaya hidup itu menjadi baik”.

B.     Pengertian Pandangan Hidup
            Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup bersifat kodrati, karena itu pandangan hidup menentukan masa depan seseorang.
Menurut Manuel Kaisiepo (dalam http://bit.ly/1OwlKMo), “pandangan hidup mencerminkan citra diri seseorang karena pandangan hidup itu mencerminkan cita-cita atau aspirasinya”.
            Tim Penulis Dosen Pendidikan Sosial Budaya MKDU FPIPS UPI (2015, hlm. 101) memaparkan bahwa:
            Pandangan hidup ini pada umumnya berupa eksistensi manusia        (keberadaan yang harus diakui) di dunia dalam hubunganya dengan       Tuhan, dengan dirinya sendiri (individualis) maupun secara berkelompok             (sosialis), dan dengan tempat dimana manusia itu tinggal (alam        sekitarnya). Pandangan hidup ini merupakan pedoman bagaimana individu      atau masyarakat tersebut dapat memunculkan dirinya ditengah himpitan          era globalisasi.

            Menurut Dr. Hafidh Shaleh (dalam blog Yayat, pengertian pandangan hidup menurut para ahli http://bit.ly/1GHpF9n) pandangan hidup adalah:
            Buah dari pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi rasional, yang    meliputi aqidah dan solusi atas seluruh masalah kehidupan manusia.       Selain itu, pemikiran tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi           metode mempertahankan dan metode menyebarkanya ke seluruh dunia       untuk menjabarkan ide dan jalan keluarnya.

            Berdasarkan pada pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pandangan hidup merupakan suatu pedoman bagaimana manusia berkehidupan dalam membangun cita-cita hidup melalui metode hasil dari pemikirannya untuk berperilaku dan bertindak dalam bersosialisasi dengan individu lain yang dipengaruhi oleh masyarakat, dan lingkungan.

C.    Unsur-unsur Pandangan Hidup
            Menurut Sulismadi dan Sofwani, A. (dalam Tim Penulis Dosen Pendidikan Sosial Budaya MKDU FPIPS UPI, 2015, hlm. 105-110) memaparkan bahwa:
Konsep pandangan hidup meliputi unsur-unsur: cita-cita, kebijakan, usaha dan keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur tersebut merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak dapat terpisah. Cita-cita adalah apa yang diinginkan, yang mungkin dapat dicapai dengan usaha dan perjuangan. Tujuan  yang hendak dicapai adalah kebijakan. Yaitu segala hal yang baik dan bermanfaat yang membuat manusia tertib, damai, tentram, sejahtera dan bahagia. Usaha dan perjuangan adalah kerja keras, yang dilandasi keyakinan/percaya diri. Keyakinan/percaya diri diukur dengan kemampuan akal jasmani dan iman kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Menurut Sulismadi dan Sofwani, A. (dalam Tim Penulis Dosen Pendidikan Sosial Budaya MKDU FPIPS UPI, 2015, hlm. 105-110) unsur-unsur pandangan hidup tersebut diantaranya adalah:
1.        Cita-cita
     Cita-cita adalah keinginan yang ada di dalam pikiran/hati seseorang. Keinginan ini didasari oleh nafsu yang timbul dari berbgai macam kebutuhan. Cita-cita tersebut harus dapat diwujudkan atau dicapain dengan usaha atau perjuangan.
     Jadi, pada cita-cita bertaraf
harapan, kemampuan manusia berusaha itu masih ditemukan oleh faktor lain diluar kemampuan. Faktor itu adalah peristiwa yang tidak dapat diperkirakan akal atau merupakan kehendak Tuhan. Memang manusia hanya bisa berusaha, tapi Tuhan yan menentukan (Man Proposes, God disposes). Namun cita-cita yang bertaraf cita-cita masih merupakan unsur pandanan hidup karena masih memberi kemungkinan keberhasilan, dan ini mendorong manusia untuk berusaha mengatasi kegagalan. Harapan dapat membangkitkan dan mengembangkan harapan.
2.        Kebajikan
     Kebajikan dapat diartikan kebaikan, sesuatu yang mendatangkan kebaikan, keselamatan, keberuntungan, kesejahteraan, dan kebahagiaan. Kebajikan menjadi tujuan manusia yang hidup ini. Kebajikan adalah realitas dari cita-cita atau apa yang dicita-citakan.
     Kebajikan itu ada 2 (dua) sumbernya, yaitu kebajikan manusia dan kebajikan Tuhan. Kebajikan manusia adalah kebajikan usaha atau perjuangan manusia, baik dilakukan sendiri sabagai individu ataupun secara bersama-sama (kolektif) atau gotong-royong. Kebajikan Tuhan adalah karunia Tuhan. Bagi orang yang tidak percaya pada Tuhan tidak mengakui adanya kebajikan Tuhan, dia percaya bahwa kebajikan manusia juga karena diberikan Tuhan. Manusia adalah sekedar lantaran saja, yang menentukan adalah Tuhan.     Apabila kebajikan dihubungkan dengan pandangan hidup yang dianut manusia dapat dinyatakan :
a.    Kebajikan manusia karena usaha atau perjuangan sendiri-sendiri sebagai individu terdapat pada pandangan hidup liberalisme.
b.    Kebajikan manusia karena usaha atau perjuangan bersama-sama (kolektif) atau gotong-royong terdapat pada pandangan hidup sosialisme.
c.    Kebajikan Tuhan sebagai karunia Tuhan terdapat pada pandangan hidup religius.
d.   Kebajikan manusia karena manusia adalah gejala alam, (kegiatan proses alamiah) terdapat pada pandangan hidup komunisme.
e.    Kebajikan manusia karena usaha atau perjuangan yang diberikan Tuhan terdapat pada pandangan hidup sosialisme religius.
3.        Usaha/Perjuangan
     Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia ini sejahtera dalam arti yang wajar harus kerja keras. Sebagian besar waktu manusia hidup digunakan untuk usaha/perjuangan atau bekerja.
     Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya, pemalas membuat manusia itu miskin serta melarat ini berarti menjatuhkan harkat dan martabatnya sendiri. Oleh karena itu, tidak seharusnya tidak bermalas-malasan ataupun bersantai-santai saja dalam kehidupan ini. Santai dan  istirahat ada waktunya dan manusia mengatur waktunya itu. Secara ekonomi, waktu adalah uang. Jika banyak bermalas-malasan dan bersantai sama dengan  hidup boros, tetapi boros tanpa hasil yang diperoleh.
     Dalam ajaran agama pun manusia diperintahkan untuk bekerja keras sebagaimana hadist diucapkan oleh Nabi besar Muhammad SAW. Ditunjukan pada para pengikutnya : “Bekerjalah kamu seakan-akan kamu akan hidup selama-lamanya dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok”. Allah berfirman dalam Al-quran Surat Wal’asri : “Demi waktu, sesungguhmya manusia selalu dalam keadaan merugi..”. makannya membuang-buang waktu percuma tanpa hasil karena bersantai-santai dan bermalas-malas, tidak mau bekerja keras.
4.        Keyakinan/Kepercayaan
     Keyakinan/kepercayaan itu dihubungkan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Untuk mengetahui hal ini, dapat diikuti uraian Prof. Dr. Harun Nasution mengenai aliran-aliran naturalisme, aliran intelektualisme, dan aliran gabungan.
a)      Aliran Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan ghaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan ghaib itu dari alam dan alam itu dari Tuhan. Apabila aliran natiralisme ini dihubungkan dengan pandangan hidup, keyakinan manusia itu bermula dari Tuhan. Jadi, pandangan hidup dilandasi oleh ajaran Tuhan menurut ajaran yang diturunkan-Nya.
b)      Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika atau akal. Manusia mengutamakan akal dan dengan akal manusia berpikir, mana yang benar menurut akal, itulah yang baik. Walaupun mungkin bertentangan dengan hati nurani. Apabila hal ini dihubungkan dengan pandangan hidup, keyakinan manusia bermula dari akal. Jadi, pandangan hidup dilandasi oleh keyakinan, kebenaran yang diterima akal.
c)      Gabungan
Dasar aliran ini adalah kekuatan ghaib dan juga akal. Kekuatan ghaib misalnya kekuatan yang berasal dari Tuhan dan percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Apabila dikaji dengan teliti, pandangan hidup ini mengutamakan kedua-duanya melalui logika berpikir dan hati nurani.






D.    Keterkaitan Pandangan Hidup dengan Perilaku Konsumtif
Setiap manusia tentunya memiliki pandang hidup yang dapat berpengaruh dalam menentukan masa depannya kelak. Pandangan hidup tersebut pun dapat berupa dampak postif maupun negatif. Salah satu dampak dari cara pandang hidup manusia tersebut ialah perilaku konsumtif.
Menurut Swastha dan Handoko, (dalam http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4838/3/T1_132010001_BAB%20II.pdf) memaparkan bahwa “perilaku konsumtif merupakan kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang maupun jasa yang didalamnya terdapat proses pengambilan keputusan dan penentuan-penentuan kegiatan tersebut”.
Apabila dikaitkan dengan hakikat hidup manusia, akan menghasilkan sebuah orientasi nilai budaya dimana seseorang akan beranggapan bahwa perilaku konsumtif itu merupakan perilaku yang menjadikan hidup itu buruk, hidup itu baik, serta hidup itu buruk, tetapi manusia wajib berikhtiar supaya hidup itu menjadi baik melalui dasar pemikirannya yang dijadikan pedoman dalam berperilaku dan bertindak.












BAB III
PEMBAHASAN

A.           Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas adalah:
1.      Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pandangan hidup seseorang untuk berperilaku konsumtif? (Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI).
2.      Bagaimana solusi yang harus dilakukan untuk mengatasi hal yang dapat menyebabkan perilaku konsumtif dari pengaruh pandangan hidup? (Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI).

B.            Jumlah Responden
Dalam menentukan jumlah responden untuk mendapatkan sampel dari jumlah populasi, metode yang kami gunakan yaitu dengan Rumus Slovin sebagai berikut. (Dedy, dalam blognya Dasar Penentuan Jumlah Sample http://bit.ly/1M7AMVT).

dimana:
n: jumlah sampel
N: jumlah populasi
e: batas toleransi kesalahan (error tolerance), dalam menentukan jumlah sampel, penelitian ini memiliki  batas kesalahan atauerror tolerance  10% .
Sehingga, jumlah responden yang kami dapat berjumlah 37 orang dari total 58 Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI yang kami dapat melalui perhitungan sebagai berikut.


C.           Angket

ANGKET RESPON MAHASISWA TERHADAP PANDANGAN HIDUP MANUSIA YANG BERDAMPAK PADA PERILAKU KONSUMTIF
 


Nama                                 :
NIM                                  :

Setiap manusia tentunya memiliki pandangan hidup yang dapat berpengaruh dalam menentukan masa depannya kelak. Pandangan hidup tersebut pun dapat berupa dampak positif maupun negatif. Salah satu dampak dari cara pandang hidup manusia tersebut ialah perilaku konsumtif. Berikut ini terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pandangan hidup manusia yang berdampak pada perilaku konsumtif, diantaranya adalah sebagai berikut.
Urutkan menurut Anda faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pandangan hidup berperilaku konsumtif dari yang paling tinggi ke yang rendah, dan sertakanlah pendapat Anda apa saja yang termasuk ke dalam faktor lainnya di dalam kolom kosong yang telah disediakan.
No.
Pernyataan

Cita-cita atau harapan untuk mendapatkan produk yang diinginkan

Kebajikan dalam memanfaatkan produk

Usaha atau perjuangan yang dilakukan untuk mendapatkan produk yang diinginkan

Keyakinan bahwa produk yang diinginkan dapat bermanfaat

..........................................................................................................................................................................................................................................

Bagaimanakah solusi pemecahan dalam permasalahan diatas?
.......................................................................................................................................................................................................................................................





D.      Hasil Angket
            Setelah melakukan penyebaran angket, kami merekapnya sehingga dapat dilihat hasilnya pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.1 Jumlah responden yang memilih
 faktor urutan ke-1 atau yang paling terbesar
No.
Alternatif Jawaban
Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Cita-cita atau harapan untuk mendapatkan produk yang diinginkan
||||||||||||||||||||||||
24
64,87%
2.
Keyakinan bahwa produk yang diinginkan dapat bermanfaat
|||||||||
9
24,32%
3.
Kebajikan dalam memanfaatkan produk
|||
3
8,11%
4.
Usaha atau perjuangan yang dilakukan untuk mendapatkan produk yang diinginkan
|
1
2,70%
JUMLAH
37
37
100%

            Setelah kami melakukan penyebaran angket dengan studi kasus Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI kami dapat menyimpulkan bahwa, faktor pertama yang mempengaruhi pandangan hidup seseorang untuk berperilaku konsumtif yaitu cita-cita atau harapan untuk mendapatkan produk yang diinginkannya dengan persentase 64,87% pilihan responden.
            Dapat disimpulkan bahwa, adanya cita-cita atau harapan untuk mendapatkan produk yang diinginkan merupakan faktor utama yang membentuk pandangan hidup seseorang yang berdampak pada perilaku konsumtif dimana seseorang yang membeli barang didasarkan oleh cita-cita yang diinginkan tanpa mementingkan kegunaan dan manfaat dari suatu barang hanya akan membuat seseorang menjadi konsumtif yang lebih mengutamakan keinginan daripada kebutuhan.

Tabel 3.2 Jumlah responden yang memilih
faktor urutan ke-2 atau yang paling terbesar
No.
Alternatif Jawaban
Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Cita-cita atau harapan untuk mendapatkan produk yang diinginkan
||||||
6
16,22
2.
Keyakinan bahwa produk yang diinginkan dapat bermanfaat
||||||||||||||
14
37,84%
3.
Kebajikan dalam memanfaatkan produk
|||||
5
13,51
4.
Usaha atau perjuangan yang dilakukan untuk mendapatkan produk yang diinginkan
||||||||||||
12
32,43%
JUMLAH
37
37
100%

            Faktor kedua yang membentuk pandangan hidup seseorang yang berdampak pada perilaku konsumtif yaitu keyakinan bahwa produk yang diinginkan dapat bermanfaat dimana jumlah responden yang paling banyak memilih hal tersebut di urutan kedua sebesar 37,84%.
            Dengan adanya keyakinan bahwa produk yang diinginkan itu dapat bermanfaat maka seseorang pun akan merasa puas dengan perilaku konsumtifnya karena produk yang diinginkannya bukan hanya memberikan kepuasan terhadap dirinya melainkan dapat memberikan manfaat.



Tabel 3.3 Jumlah responden yang memilih faktor
                                                         urutan ke-3
No.
Alternatif Jawaban
Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Cita-cita atau harapan untuk mendapatkan produk yang diinginkan
||||
4
10,81%
2.
Keyakinan bahwa produk yang diinginkan dapat bermanfaat
|||||||||||
11
29,73%
3.
Kebajikan dalam memanfaatkan produk
||||||
6
16,22%
4.
Usaha atau perjuangan yang dilakukan untuk mendapatkan produk yang diinginkan
||||||||||||||||
16
43,24%
JUMLAH
37
37
100%

            Faktor ketiga yang membentuk pandangan hidup seseorang yang berdampak pada perilaku konsumtif yaitu usaha atau perjuangan untuk mendapatkan produk yang diinginkan dimana jumlah responden yang paling banyak memilih hal tersebut di urutan ketiga sebesar 43,24%.
Seseorang akan bekerja keras untuk mewujudkan apa yang memang diinginkannya, karena keinginan membutuhkan usaha yang lebih keras untuk mewujudkannya dibandingkan dengan kebutuhan yang sudah pasti menjadi prioritas utama. Oleh karena itu, faktor usaha yang membentuk pandangan hidup seseorang yang berdampak pada perilaku konsumtif menjadi faktor ketiga.
           
           




Tabel 3.4 Jumlah responden yang memilih faktor
urutan ke-4
No.
Alternatif Jawaban
Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Cita-cita atau harapan untuk mendapatkan produk yang diinginkan
|||
3
8,11%
2.
Keyakinan bahwa produk yang diinginkan dapat bermanfaat
|||
3
8,11%
3.
Kebajikan dalam memanfaatkan produk
|||||||||||||||||||||||
23
62,16%
4.
Usaha atau perjuangan yang dilakukan untuk mendapatkan produk yang diinginkan
|||||||||||
8
21,62%
JUMLAH
37
37
100%

Faktor keempat yang membentuk pandangan hidup seseorang yang berdampak pada perilaku konsumtif yaitu kebajikan dalam memanfaatkan produk dimana jumlah responden yang paling banyak memilih hal tersebut di urutan keempat sebesar 62,16%.
Faktor kebajikan dalam memanfaatkan produk menjadi faktor keempat karena kebajikan itu sendiri dapat berupa benda berwujud, misalnya harta kekayaan yang dapat menimbulkan perilaku konsumtif. Namun, kebajikan itu sendiri harus mampu dimanfaatkan, karena akan memberikan dampak positif yang ditimbulkan dari perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif terkadang tidak memperhatikan kebajikan dalam memanfaatkan produk melainkan untuk memberi kepuasan terhadap dirinya misalnya rasa bahagia ketika produk yang diinginkannya terwujud.




Tabel 3.5 Kesimpulan dari hasil angket
No.
Urutan Faktor
(Hasil Angket)
Frekuensi Dari yang Terbesar
1
2
3
4
1.
Cita-cita atau harapan untuk mendapatkan produk yang diinginkan
24
9
3
1
2.
Keyakinan bahwa produk yang diinginkan dapat bermanfaat
6
14
5
12
3.
Usaha atau perjuangan yang dilakukan untuk mendapatkan produk yang diinginkan
4
11
16
6
4.
Kebajikan dalam memanfaatkan produk
3
3
8
23

            Dari tabel diatas dapat disimpulkan, bahwa faktor terbesar yang mempengaruhi pandangan hidup seseorang yang berdampak pada perilaku konsumtif adalah cita-cita atau harapan untuk mendapatkan produk yang diinginkan, dimana seseorang yang membeli barang didasarkan oleh cita-cita yang diinginkan tanpa mementingkan kegunaan dan manfaat dari suatu barang hanya akan membuat seseorang menjadi konsumtif dan lebih mengutamakan keinginan daripada kebutuhan.
Sedangkan faktor terkecilnya adalah kebajikan dalam memanfaatkan produk, perilaku konsumtif terkadang tidak memperhatikan kebajikan dalam memanfaatkan produk melainkan untuk mencari kepuasan terhadap dirinya misalnya rasa bahagia ketika produk yang diinginkannya dapat terwujud.
Adapun faktor yang diisi oleh responden dalam kolom angket yang kami sediakan diantaranya adalah harga produk, faktor sosial atau gaya hidup, kelangkaan produk. Harga produk dapat menjadi faktor prilaku konsumtif, terkadang dalam berprilaku konsumtif tidak memperhatikan harga produk yang ditawarkan. Kemudian gaya hidup, seseorang akan berprilaku konsumtif mengikuti gaya hidup yang sedang popular, oleh karena itu gaya hidup merupakan faktor yang bisa merubah pandangan hidup seseorang berprilaku konsumtif. dan faktor terakhir yang diisi oleh responden adalah kelangkaan produk, kelangkaan produk salah satu faktor yang dapat memicu prilaku konsumtif, karena semakin langkah produk, semakin memiliki rasa bangga tersendiri dalam memiliki produk tersebut.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Berdasarkan diagram diatas, dapat terlihat setelah kami melakukan penyebaran angket, kami dapat menyimpulkan bahwa:
1.        Faktor terbesar yang mempengaruhi pandangan hidup seseorang untuk berperilaku konsumtif (Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI) adalah cita-cita atau harapan untuk mendapatkan produk yang diinginkan dimana jumlah responden yang memilih faktor ini sebagai faktor pertama ada 24 orang dari 37 responden.
2.        Faktor kedua yang mempengaruhi pandangan hidup seseorang untuk berperilaku konsumtif adalah keyakinan bahwa produk yang diinginkan dapat bermanfaat, dimana jumlah responden yang paling banyak memilih hal tersebut di urutan kedua berjumlah 14 orang.
3.        Faktor ketiga yang mempengaruhi pandangan hidup seseorang untuk berperilaku konsumtif adalah usaha atau perjuangan yang dilakukan untuk mendapatkan produk yang diinginkan, dimana jumlah responden yang paling banyak memilih hal tersebut di urutan ketiga berjumlah 16 orang.
4.        Faktor yang terakhir atau keempat yang mempengaruhi pandangan hidup seseorang untuk berperilaku konsumtif adalah kebajikan dalam memanfaatkan produk, dimana jumlah responden yang paling banyak memilih hal tersebut di urutan keempat berjumlah 23 orang.
5.        Faktor yang diisi oleh responden pada kolom kosong angket diantaranya adalah harga produk, faktor sosial atau gaya hidup, kelangkaan produk.
B.     Saran
Setelah dilakukannya penyebaran angket di kalangan mahasiswa, penyusun  mendapatkan bagaimana solusi pemecahan masalah yang membentuk pandangan hidup seseorang yang berdampak pada perilaku konsumtif (Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI), diantaranya adalah:
1.      Memprioritaskan Kebutuhan Dibandingkan dengan Keinginan
Seseorang harus mampu mengkonsep pandangan hidupnya untuk dapat memprioritaskan kebutuhan dibandingkan dengan keinginan. Apabila ada keinginan maka harus mampu mengutamakan hal yang terpenting dan mempunyai kebermanfaatan.
2.      Mengenal Kebutuhan Diri Sendiri
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yang merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Hubungannya dengan perilaku konsumtif yang tidak dapat dipungkiri bahwa apabila kita tidak dapat mengenal kemampuan dan kebutuhan diri sendiri maka akan terjadi kesenjangan dan kerugian dari dampak perilaku konsumtif yang ditimbulkan. Misalnya, menimbulkan sikap boros, tidak mampu mengontrol keuangan.
3.      Mengerti Pandangan Hidup Diri Sendiri
Dengan mengerti pandangan hidup diri sendiri, hendaknya kita mengerti bagaimana bertindak dan berperilaku, dan menjauhkan segala sesuatu yang akan berdampak negatif pada diri kita terutama perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif dapat berdampak positif apabila memberikan  kebermanfaatan bagi kita, namun dapat berdampak negatif apabila menimbulkan masalah misalnya tidak dapat hidup hemat.
4.      Meyakini Pandangan Hidup Diri Sendiri Terjauh dari Perilaku Konsumtif
Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya. Dengan meyakini, kita mampu mengontrol diri sendiri dalam berperilaku dan meyakini bahwa tindakan dan perilaku kita terjauh dari perilaku konsumtif yang bernilai negatif.

 DAFTAR PUSTAKA
 Dedy. (2011). Dasar Penentuan Sample Penelitian. http://bit.ly/1M7AMVT. Diakses [03November 2015] 
Handoko, dan Swastha. Dalam jurnalnya http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4838/3/T1_132010001_BAB%20II.pdf). Diakses [02 November 2015]. 
Sitanggang, Rahmadani. (2014). Manusia dan Pandangan Hidup. http://bit.ly/1OwlKMo. Diakses [02 November 2015].
Sulusy. Dalam jurnalnya http://eprints.ums.ac.id/16919/3/BAB_II.pdf, hlm. 6
Tim Penulis Dosen Pendidikan Sosial Budaya MKDU FPIPS UPI. (2015). Pendidikan Sosial Budaya. Bandung: CV. Maulana Media Grafika.
Yayat. (2015). Pengertian Pandangan Hidup Menurut Para Ahli. http://bit.ly/1GHpF9n. Diakses [ 02 November 2015].

Link untuk mengunduh Makalah PSB Lengkap :


U


Thursday 30 June 2016
Posted by Ako Solekhudin
Ako Solekhudin. Powered by Blogger.

- Copyright © 2013 FOXIST -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -