Archive for 2015

PENGORGANISASIAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

Lingkarfoxist.blogspot.com - Ilustrasi

2.1.Pengertian Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling
Pengorganisasian merupakan suatu tindakan  proses untuk merancang sruktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota dengan mengusahakan hubungan yang efektif antar personel sehingga para anggota dapat bekerja secara efektif dan terstruktur dalam mencapai suatu tujuan-tujuan tertentu.
Pengorganisasian merupakan langkah menuju pelaksanaan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi merupakan alat administrasi untuk untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka susunan bentuk dan besar kecilnya organisasi harus disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
Pengorganisasian kegiatan bimbingan dan konseling adalah bentuk kegiatan yang mengatur cara kerja, prosedur kerja, dan pola atau mekanisme kerja kegiatan bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan dan konseling dapat berjalan dengan lancar, tertib, efektif dan efesien apabila dilaksanakan dalam suatu organisasi yang baik dan teratur. Pengorganisasian kegiatan bimbingan dan konseling ditandai oleh adanya dasar dan tujuan organisasi, personel dan perencanaan yang matang.

2.2.     Tujuan dan Manfaat Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Pengorganisasian bertujuan untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan bimbingan dan konseling, meningkatkan pemahaman terhadap stakeholder dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, membangun komunikasi dari berbagai petugas bimbingan dan konseling sehingga terjadi persepsi yang sama, dan membangun dan menetapkan akuntabilitas dalam layanan bimbingan dan konseling. (Sugiyo, 2011:39)
Adapun manfaat organisasi bimbingan dan konseling, khususnya di sekolah dapat dikemukakan, antara lain sebagai berikut :
1.      Ruang lingkup pelayanan bimbingan jauh lebih luas dan semua siswa harus mendapatkan pelayan bimbingan, terutama melalui bimbingan kelompok.
2.      Pelayanan bimbingan menjadi usaha yang dilakukan bersama oleh staf bimbingan sebagai tim kerja.
3.      Sarana personal dan materiil dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga dari segi finansial lebih dapat dipertanggung jawabkan dan efisien.
4.      Pelayanan bimbingan dalam semua komponen program bimbingan mendarah daging dalam kehidupan sekolah.
5.      Kedudukan, wewenang, dan tugas konselor sekolah diakui oleh staf pendidik di sekolah dan di nilai lebih positif karena disamping program pengajaran, terdapat program bimbingan yang sama sama dikelola secara profesional.
6.      Dibuktikan bahwa pelayanan bimbingan tidak hanya meliputi wawancara konseling, tetapi mencakup berbagai kegiatan lainnya untuk semua satuan kelas.
7.      Tenaga bimbingan oleh para siswa tidak di pandang sebagai satpam sekolah, petugas membina disiplin, guru cadangan, ahli menangani kasus kenakalan, serta kasus keabnormalan, dan sebagainya.

2.3.      Prinsip-prinsip Organisasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Dalam organisasi bimbingan dan konseling di sekolah perlu diperhatikan beberapa prinsip organisasi untuk menjamin kelancaran pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Adapun prinsip-prinsip organisasi bimbingan dan konseling di sekolah secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut.


1.    Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai,sehingga  tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan.
2.    Prinsip skala Hierarki
Dalam suatu organisasi, harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehinnga dapat mempertegas ddalam pendelegasian wewenang dan pertanggung jawaban, dan akan menunjang efektifitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
3.    Prinsip kesatuan perintah
Dalam hal ini seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seseorang atasan saja
4.    Prinsip pendelegasian wewenang
Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa meminta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya.
5.    Prinsip pertanggung jawaban
Dalam menjalankan tugasnya, setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan.
6.    Prinsip pembagian pekerjaan
Adanya kejelasan dalam pembagian tugas akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektifitas jalannya organisasi.
7.    Prinsip rentang pengendalian
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi.
8.    Prinsip fungsional
Secara fungsional, tugas dan wewenang, kegiatan, hubungan kerja, serta tanggungjawab seorang pegawai harus jelas.
9.      Prinsip pemisahan
Tanggung jawab tugas  pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan kepada orang lain
10.    Prinsip keseimbangan
Keseimbangan disini adalah keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dan tujuan organisasi.
11.    Prinsip fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (inter factor) dank arena adanya pengaruh di luar organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuan.
12.    Prinsip kepemimpinan
Dalam organisasi apapun bentuknya,diperlukan pemimpin atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktifitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakkan oleh pemimpin organisasi tersebut.
Organisasi yang demikian itu secara tegas mengatur kedudukan, tugas dan tanggung jawab para personil sekolah yang terlibat. Demikian pula, organisasi tersebut tergambar dalam struktur atau pola organisasi yang bervariasi yang tergantung pada keadaan dan karakteristik sekolah masing-masing. jika personil sekolah siswanya berjumlah banyak dengan didukung oleh personil sekolah yang memadai diperlukan sebuah pola organisasi bimbingan dan konseling yang lebih kompleks.

2.4.      Pola dan Struktur Pengorganisasian Bimibingan dan Konseling di Sekolah
Struktur atau pola BK di sekolah adalah sebagai berikut:
a)    Kepala Sekolah/Wakil Kepala Sekolah
Adalah penanggung jawab pelaksanaan teknis bimbingan di sekolah.


b)   Koordinator Bimbingan/Guru Pembina Ekstrakulikuler
Adalah pelaksanaan bimbingan utama yang mengkoordinir semua kegiatan yang terkait dalam  Guru Mata Pelajaran/Pelatih.
c)    Guru Mata Pelajaran/Pelatih ekstrakurikuler
Adalah pelaksana pengajaran dan pelatihan serta bertanggung jawab memberikan informasi   tentang siswa untuk kepentingan bimbingan.
d)   Wali Kelas/Guru Pembina
Adalah guru yang diberi tugas khusus disamping mengajar untuk mengelola suatu kelas siswa tertentu dan bertanggung jawab membantu kegiatan bimbingan.
e)    Siswa
Adalah peserta didik yang berhak menerima pelajaran, latihan, dan pelayanan bimbingan.
f)    Tata Usaha
Adalah pembantu kepala sekolah dalam penyelnggaraan administrasi, ketatausahaan sekolahan pelaksanaan administrasi bimbingan.
g)    Komite Sekolah
Adalah sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan teman-teman, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
h)    Tenaga Ahli/Instansi Terkait
Adalah tenaga yang berperan memberikan rekomondasi kepada kepala sekolah dan guru pembimbing tentang kondisi siswa.
i)      Personal
Personal layanan bimbingan konseling adalah segenap unsur yang terkait di dalam struktur organisasi pelayanan bimbingan konseling dengan koordinator guru pembimbing khusus sebagai pelaksana utama.

2.5.      Peran Guru dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah yang semaksimal mungkin. Dengan demikian bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut.
Di Sekolah Dasar, kegiatan Bimbingan Konseling tidak diberikan oleh Guru Pembimbing secara khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA. Guru kelas harus menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua materi pelajaran (kecuali Agama dan Penjaskes) dan memberikan layanan bimbingan konseling kepada semua siswa tanpa terkecuali.
Dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling, Prayitno (1997:35-36) mengatakan bahwa pemberian layanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
Guru Sekolah Dasar harus melaksanakan ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak menggangu jalannya proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal tanpa mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup berarti.
Realitas di lapangan, khususnya di Sekolah Dasar menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.
Keberhasilan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, tidak lepas dari peranan berbagai pihak di sekolah. Selain Guru Pembimbing atau Konselor sebagai pelaksana utama, penyelenggaraan Bimbingan dan konseling di sekolah, juga perlu melibatkan kepala sekolah, guru mata pelajaran dan wali kelas. Berikut akan dijabarkan peran masing-masing komponen pejabat di sekolah tersebut dalam layanan bimbingan dan konseling:
a)    Kepala Sekolah
Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan sekolah, tugas kepala sekolah ialah:
1.        Mengoordinasi seluruh kegiatan pendidikan meliputi kegiatan pengajaran, pelatihan dan bimbingan dan konseling di sekolah,
2.        Menyediakan serta melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah,
3.        Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan konseling di sekolah,
4.        Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah,
5.        Menetapkan koordinator guru pembimbing yang bertanggung jawab atas koordinasi pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah berdasarkan kesepakatan bersama guru-guru pembimbing,
6.        Membuat surat tugas guru pembimbing tiap awal caturwulan,
7.        Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan bimbingan dan konseling,
8.        Mengadakan kerja sama dengan instansi lain yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling, serta
9.        Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 40 siswa, bagi kepala sekolah yang berlatar belakang bimbingan dan konseling.
b)   Wakil Kepala Sekolah
Wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah dalam hal:
1.    Mengoordinasi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada semua personel sekolah,
2.    Melaksanakan kebijakan pimppinan sekolah terutama dalam pelaksanaan layanan dan bimbingan konseling, serta
3.    Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 75 siswa, bagi wakil kepala sekolah yang berlatar belakang bimbingan dan konseling.
c)    Koordinator Guru Pembimbing (Konselor)
Tugas-tugas koordinator guru pembimbing seperti:
1.     Mengoordinasikan para guru pembimbing dalam:
a.  Memasyarakatkan pelayanan bimbingan,
b.  Menyusun program
c.   Melaksanakan program
d.   Mengadministrasikan kegiatan bimbingan,
e.    Menilai program, dan
f.    Mengadakan tindak lanjut.
2.    Membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan terpenuhinya tenaga, sarana, serta prasarana, dan
3.    Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan kepada kepala sekolah.
d)    Guru Pembimbing (Konselor)
Adapun tugas guru pembimbing ialah:
1.   Memasyarakatkan kegiatan bimbingan,
2.   Merencanakan program bimbingan,
3.   Melaksanakan pelaksanaan kegiatan bimbingan,
4.   Melaksanakan layanan bimbingan terhadap sejumlah siswa yang menjadi tanggungjawabnya minimal sebanyak 150 siswa. Apabila diperlukan, karena jumlah guru pembimbing kurang mencukupi dibandingkan dengan jumlah siswa yang ada, seorang guru pembimbing dapat menangani lebih dari 150 siswa; dengan menagani 150 siswa secara intensif dan menyeluruh, berarti guru pembimbing telah menjalankan tugas wajib seorang guru, yaitu setara dengan 18 jam pelajaran seminggu.
5.   Melaksanakan kegiatan penunjang bimbingan,
6.   Menilai proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan,
7.   Menganalisis hasil penilaian,
8.   Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian,
9.   Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling, serta
10.  Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada kooordinator guru pembimbing.
e)    Staf Administrasi
Seperti personel bimbingan lain, staf administrasi adalah personel yang memiliki tugas bimbingan khusus, antara lain:
1.  Membantu guru pembimbing dan koordinator dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah,
2.  Membantu mempersiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling, serta
3.  Membantu menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan bimbingan dan konseling.
f)    Guru Mata Pelajaran
Guru mata pelajaran adalah personel yang sangat penting dalam aktivitas bimbingan. Tugas-tugasnya adalah
1.  Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan kepada siswa
2.  Melakukan kerja sama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasikan siswa yang memerlukan bimbingan
3.  Mengalihtangankan siswa yang memerlukan bimbingan kepada guru pembimbing,
4.  Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan (program perbaikan dan pengayaan),
5.  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan bimbingan dari guru pembimbing,
6.  Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian layanan bimbingan, serta
7.  Ikut serta dalam program layanan bimbingan.

g)    Wali Kelas
Wali kelas sebagai mitra kerja konselor, juga memiliki tugas-tugas bimbingan, yaitu:
1.  Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan yang menjadi tanggungjwabnya,
2.  Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas yang menjadi tanggungjawabnya, untuk ikut layanan bimbingan,
3.  Memberikan informasi tentang siswa di kelasnya untuk memperoleh layanan bimbingan dari guru pembimbing,
4.  Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang perlu mendapat perhatian khusus, dan
5.  Ikut serta dalam konferensi kasus.
Setiap orang yang terlibat dalam organisasi bimbingan itu mampu dan dapat menjalankan tugas, tanggungjawab, serta wewenangnya dengan sebaik-baiknya, diperlukan kegiatan untuk mengarahkan kegiatan bimbingan dan konseling.

 DAFTAR PUSTAKA

Makmun, Abin Syamsuddin.2003.Psikologi Pendidikan.Bandung : PT Rosda    Karya Remaja.
Prayitno, dkk.2004.Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling.Jakarta : 
     Depdiknas.
Willis, Sofyan S. 2004.Konseling Individual; Teori dan Praktek.Bandung :  
     Alfabeta
Nurihsan, Juntika.2005.Manajemen Bimbingan Konseling di SD Kurikulum 2004.
     Jakarta: Gramedia Widiasaraan Indonesia.        
Juntika, Ahmad.2006.Bimbingan dan Konseling.Bandung : Aditama

Link unduh ppt:
Friday 29 May 2015
Posted by Ako Solekhudin

Laporan Pasar Budaya UPI 2015

Lingkarfoxist.blogspot.com
Foto bersama PKH kelas A 2014

Nama                           : AS
NIM                            : 140****
Departemen                 : Pendidikan Khusus 2014
Dosen Pengampu        : _ _ _
Tanggal kunjungan      : Rabu, 13-Mei-2015
Waktu Kunjungan       : 13.30

1.  Pendapat mengenai Pasar Budaya

Saya berpendapat digelarnya acara Pasar Budaya ini merupakan sebuah acara yang sangat bermanfaat. Dalam acara ini, saya bisa melihat secara sekilas mengenai keindahan keberagaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. Dalam keberagaman Budaya yang dimiliki oleh Indonesia, mengandung setiap filosofis tersendiri. Pada acara ini juga saya sedikit mengetahui beberapa filosofi dari kebudayaan Indonesia.
Pasar budaya ini bisa menjadi media pengenalan akan keberagaman budaya di Indonesia kepada generasi muda agar mengenal budaya dan bisa untuk menjaga serta mentransmisikanya kepada generasi selanjutnya sehingga budaya Indonesia tidak hilang dalam persaingan budaya barat.
Saya sangat mengapresiasi acara pasar budaya ini, karena pada acara ini saya lebih mengenal Janur (sebuah tanda yang terbuat dari kulit kelapa yang biasa dipakai untuk menandai suatu pernikahan) serta Golek (Kebudayaan wayang khas Jawa Barat). Tidak hanya mengenal, saya bahkan mendapatkan kesempatan untuk belajar mencoba membuat janur dan memainkan wayang golek langsung dari ahlinya. Terimakasih Pasar Budaya UPI 2015.

2.  Pendapat Mengenai Stand dalam Pasar Budaya UPI 2015

Saya berpendapat stand yang terdapat di dalam pasar budaya menarik. Penataan, penempatan stand terlihat rapih dan tertata, ditambah pernak-pernik hiasan yang ada pada setiap stand mempercantik stand tersebut.
Saya mengunjungi dua stand yaitu, Stand Janur serta Stand Wayang Golek. Dari setiap stand saya mendapatkan penjelasan mengenai sejarah, filosofis, dan mendapatkan workshop singkat.
Baik usher, mentor stand, serta pelaku budaya memberikan pelayanan, penjelasan, dan workshop dengan ramah dan jelas.



3.     Deskripsi Stand dan Workshop

3a. Informasi Kunjungan dan Workshop

1.      Nama Kegiatan    : Kunjungan dan Workshop pada Stand Janur dan Wayang Golek
2.      Hari Kunjungan   : Rabu, 13-Mei-2015
3.      Waktu                  : Pukul 13.30
4.      Tempat                 : Gedung Gymnasium UPI
5.      Deskripsi Kunjungan:

3b. Stand Janur

Pada stand ini, saya melihat beraneka ragam janur dan proses pembuatan janur langsung dari pelaku budaya yang bernama Bapak Amin. Bapak Amin adalah seorang pembuat janur. Beliau sudah mulai membuat janur dari tahun 2000. Awalnya beliau mengaku belajar membuat janur dari Mahasiswa budaya ITB.
Pada stand ini, dibimbing oleh empat pembimbing (Bapak Amin, dan tiga orang mentor lainya). Bapak Amin selaku pelaku budaya menjelaskan secara singkat mengenai asal-usul janur dibantu oleh salah seorang mentor.  Menurut beliau, janur sudah ada pada zaman Kerajaan Hindu. Pada zamanya janur dipakai sebagai tanda pernikahan para kasta atas (masing mengenal kasta). Namun, memasuki era Kerajaan Islam, tepatnya pada Kerajaan Demak pada awalnya, janur mengalami Akulturasi, sehingga janur yang awalnya dipakai untuk kasta kalangan atas, sekarang bisa dipakai untuk semua kalangan.
Untuk Filosofi Janur sendiri adalah ‘menyatukan unsur yang berbeda’. Maksudnya disini yaitu janur dalam pembuatanya menggunakan bahan-bahan yang berbeda walau bahan utamanya masih satu daun kelapa kemudian dirangkai sehingga menjadi satu dan indah. Itulah mengapa janur sering dipakai sebagai penanda adanya pernikahan karena pernikahan adalah bersatunya dua pasangan menjadi satu keluarga (sama seperti filosofi janur).
Tidak hanya melihat, saya mengikuti workshop pembuatan janur yang dibina langsung oleh Bapak Amin serta tiga orang mentor. Dalam system workshop sendiri dibagi menjadi kelompok, serta setiap individu didalam kelompok mencoba membuat janur sesuai dengan arahan mentor. Sungguh pengalaman yang luar biasa.

3c. Stand Wayang Golek

Pada stand ini, saya lebih mendalam mengenal wayang golek. Stand ini dibimbing oleh Bapak Ade Sudrajat seorang pelaku budaya yang juga seorang dalang dan pemilik sanggar wayang di daerah Geger Kalong Hilir dan tiga orang mentor.
Pada stand ini dibimbing oleh Bapak Ade Sudrajat (Seorang Pelaku Budaya) dan tiga orang mentor. Menurut bapak Ade pengertian kata ‘wayang’ sebenarnya terdiri dari dua kata, yaitu: ‘Ma Hyang’ yang artinya menuju ke roh spiritual (Tuhan YME). Pada awalnya wayang digunakan sebagai media penyebaran agama islam oleh para wali. Para wali menggunakan pementasan di masjidi (masjid), ini merupakan salah satu metode agar masyarakat masuk islam, yaitu dengan cara masyarakat yang tertarik akan pementasan wayang masuk kedalam masjidi, namun sebelum masuk masyarakat diminta untuk masuk islam terlebih dahulu. Oleh karena banyak masyarakat yang mencintai pementasan wayang, banyak yang bersedia untuk masuk islam.
Dalam penampilanya, wayang digerakan oleh dalangUntuk filosofi dari cerita yang terkandung dalam wayang, umumnya hampir sama yaitu mengajarkan hal baik dan buruk dalam kehidupan. Namun, setiap penampilan karakter dalam pewayangan mengandung filosofi yang berbeda, salah satunya adalah:
a.       Wayang Semar

Wayang semar dalam setiap penampilanya selalu menampilkan karakter wayang yang berjalan dengan tangan kanan di depan dan tangan kiri di belakang. Ternyata filosofi yang terkandung dari wayang ini adalah hidup harus ditengah-tengah, jangan terlalu ke depan (yang berati berani tetapi ceroboh) dan jangan terlalu ke belakang (pintar, tetapi tidak punya keberanian)

b.      Wayang Arjuna

Wayang Arjuna adalah karakter wayang yang paling tampan, bijaksana, dan pemberani. Diceritakan bahwa karena ketampananya ketika Arjuna sedang menari, banyak wanita yang ingin menikahinya, jika tidak terwujud maka wanita tersebut lebih memilih untuk bunuh diri, karena arjuna tidak ingin ada wanita yang bunuh diri karenanya dan juga bukan karena nafsu, maka arjuna banyak menikah dengan wanita yang menyukainya.

Saya juga mengikuti workshop di stand wayang ini. Workshop yang saya ikuti adalah belajar memegang dan mencoba sedikit memainkan wayang ini.



4.     Esaai Pasar Budaya UPI

Pasar Budaya UPI merupakan acara dimana kita bisa melihat secara langsung kebergaman budaya Indonesia yang diintegrasikan dalam sebuah acara. Terdapat sekitar lebih dari 30 stand Budaya di dalam acara ini. Acara ini diselenggarakan oleh tiga departemen yang ada di UPI, yaitu: Budaya Rupa, Manajemen Resort and Leisure, Pendidikan Sosiologi. Acara ini diselenggarakan di Gymnasium UPI, mulai tanggal 11-13 Mei 2015. Acara ini mengandung Sembilan nilai yang berdasarkan nilai yang tercantum pada budaya kita. Kesembilan nilai itu adalah: perdamaian, suka cita, disiplin, kerendahan hati, kasih sayang, kearifan, kepedulian, kesabaran, kesetiaan.
Baik usher, Pelaku Budaya, dan Mentor yang mendampingi saya beserta kelompok memberikan pembimbingan, penjelasan yang ramah. Pada saat masuk pertama kali, saya disajikan dengan tayangan video yang memberikan penjelasan dari maksud dan tujuan diadakan acara ini, selain diberikan penjelasan melalui media video, usher yang mendampingi memberikan penjelasan juga.
Saya juga diberikan kesempatan untuk mengunjungi dua buah stand, yaitu: stand janur dan stand wayang golek. Didalam kedua stand tersebut saya juga diberikan penjelasan serta workshop singkat. Selanjutnya saya bersama kelompok diajak berkeliling melihat setiap stand yang ada di Pasar Budaya UPI ini.
Kolerasi antara Pasar Budaya UPI dengan mata kuliah yang saya kontrak yaitu Bahasa Indonesia adalah selain memperlihatkan beragam budaya, dalam pasar budaya juga menunjukan bahwa Indonesia memiliki beragam Bahasa tidak hanya budaya, hal ini sesuai dengan apa yang ada pada mata kuliah Bahasa Indonesia yaitu di Indonesia memiliki macam-macam Bahasa, tetapi hanya satu Bahasa pemersatu kita yaitu Bahasa Indonesia.
Indonesia adalah negeri yang sangat menjungjung tinggi nilai perdamaian. Hal ini terbukti walau banyaknya budaya, bahasa yang dimiliki, tetapi negeri ini selalu dalam keadaan damai.
Semoga setiap budaya, bahasa di Indonesia dapat terus bertahan diterpa kemajuan zaman dan budaya barat. Semoga dengan diadakanya pasar budaya ini, semua nilai yang terkandung pada setiap budaya bisa ditransmisikan ke generasi selanjutnya.
Saturday 16 May 2015
Posted by Ako Solekhudin
Ako Solekhudin. Powered by Blogger.

- Copyright © 2013 FOXIST -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -