Posted by : Ako Solekhudin Saturday, 16 May 2015

Lingkarfoxist.blogspot.com
Foto bersama PKH kelas A 2014

Nama                           : AS
NIM                            : 140****
Departemen                 : Pendidikan Khusus 2014
Dosen Pengampu        : _ _ _
Tanggal kunjungan      : Rabu, 13-Mei-2015
Waktu Kunjungan       : 13.30

1.  Pendapat mengenai Pasar Budaya

Saya berpendapat digelarnya acara Pasar Budaya ini merupakan sebuah acara yang sangat bermanfaat. Dalam acara ini, saya bisa melihat secara sekilas mengenai keindahan keberagaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. Dalam keberagaman Budaya yang dimiliki oleh Indonesia, mengandung setiap filosofis tersendiri. Pada acara ini juga saya sedikit mengetahui beberapa filosofi dari kebudayaan Indonesia.
Pasar budaya ini bisa menjadi media pengenalan akan keberagaman budaya di Indonesia kepada generasi muda agar mengenal budaya dan bisa untuk menjaga serta mentransmisikanya kepada generasi selanjutnya sehingga budaya Indonesia tidak hilang dalam persaingan budaya barat.
Saya sangat mengapresiasi acara pasar budaya ini, karena pada acara ini saya lebih mengenal Janur (sebuah tanda yang terbuat dari kulit kelapa yang biasa dipakai untuk menandai suatu pernikahan) serta Golek (Kebudayaan wayang khas Jawa Barat). Tidak hanya mengenal, saya bahkan mendapatkan kesempatan untuk belajar mencoba membuat janur dan memainkan wayang golek langsung dari ahlinya. Terimakasih Pasar Budaya UPI 2015.

2.  Pendapat Mengenai Stand dalam Pasar Budaya UPI 2015

Saya berpendapat stand yang terdapat di dalam pasar budaya menarik. Penataan, penempatan stand terlihat rapih dan tertata, ditambah pernak-pernik hiasan yang ada pada setiap stand mempercantik stand tersebut.
Saya mengunjungi dua stand yaitu, Stand Janur serta Stand Wayang Golek. Dari setiap stand saya mendapatkan penjelasan mengenai sejarah, filosofis, dan mendapatkan workshop singkat.
Baik usher, mentor stand, serta pelaku budaya memberikan pelayanan, penjelasan, dan workshop dengan ramah dan jelas.



3.     Deskripsi Stand dan Workshop

3a. Informasi Kunjungan dan Workshop

1.      Nama Kegiatan    : Kunjungan dan Workshop pada Stand Janur dan Wayang Golek
2.      Hari Kunjungan   : Rabu, 13-Mei-2015
3.      Waktu                  : Pukul 13.30
4.      Tempat                 : Gedung Gymnasium UPI
5.      Deskripsi Kunjungan:

3b. Stand Janur

Pada stand ini, saya melihat beraneka ragam janur dan proses pembuatan janur langsung dari pelaku budaya yang bernama Bapak Amin. Bapak Amin adalah seorang pembuat janur. Beliau sudah mulai membuat janur dari tahun 2000. Awalnya beliau mengaku belajar membuat janur dari Mahasiswa budaya ITB.
Pada stand ini, dibimbing oleh empat pembimbing (Bapak Amin, dan tiga orang mentor lainya). Bapak Amin selaku pelaku budaya menjelaskan secara singkat mengenai asal-usul janur dibantu oleh salah seorang mentor.  Menurut beliau, janur sudah ada pada zaman Kerajaan Hindu. Pada zamanya janur dipakai sebagai tanda pernikahan para kasta atas (masing mengenal kasta). Namun, memasuki era Kerajaan Islam, tepatnya pada Kerajaan Demak pada awalnya, janur mengalami Akulturasi, sehingga janur yang awalnya dipakai untuk kasta kalangan atas, sekarang bisa dipakai untuk semua kalangan.
Untuk Filosofi Janur sendiri adalah ‘menyatukan unsur yang berbeda’. Maksudnya disini yaitu janur dalam pembuatanya menggunakan bahan-bahan yang berbeda walau bahan utamanya masih satu daun kelapa kemudian dirangkai sehingga menjadi satu dan indah. Itulah mengapa janur sering dipakai sebagai penanda adanya pernikahan karena pernikahan adalah bersatunya dua pasangan menjadi satu keluarga (sama seperti filosofi janur).
Tidak hanya melihat, saya mengikuti workshop pembuatan janur yang dibina langsung oleh Bapak Amin serta tiga orang mentor. Dalam system workshop sendiri dibagi menjadi kelompok, serta setiap individu didalam kelompok mencoba membuat janur sesuai dengan arahan mentor. Sungguh pengalaman yang luar biasa.

3c. Stand Wayang Golek

Pada stand ini, saya lebih mendalam mengenal wayang golek. Stand ini dibimbing oleh Bapak Ade Sudrajat seorang pelaku budaya yang juga seorang dalang dan pemilik sanggar wayang di daerah Geger Kalong Hilir dan tiga orang mentor.
Pada stand ini dibimbing oleh Bapak Ade Sudrajat (Seorang Pelaku Budaya) dan tiga orang mentor. Menurut bapak Ade pengertian kata ‘wayang’ sebenarnya terdiri dari dua kata, yaitu: ‘Ma Hyang’ yang artinya menuju ke roh spiritual (Tuhan YME). Pada awalnya wayang digunakan sebagai media penyebaran agama islam oleh para wali. Para wali menggunakan pementasan di masjidi (masjid), ini merupakan salah satu metode agar masyarakat masuk islam, yaitu dengan cara masyarakat yang tertarik akan pementasan wayang masuk kedalam masjidi, namun sebelum masuk masyarakat diminta untuk masuk islam terlebih dahulu. Oleh karena banyak masyarakat yang mencintai pementasan wayang, banyak yang bersedia untuk masuk islam.
Dalam penampilanya, wayang digerakan oleh dalangUntuk filosofi dari cerita yang terkandung dalam wayang, umumnya hampir sama yaitu mengajarkan hal baik dan buruk dalam kehidupan. Namun, setiap penampilan karakter dalam pewayangan mengandung filosofi yang berbeda, salah satunya adalah:
a.       Wayang Semar

Wayang semar dalam setiap penampilanya selalu menampilkan karakter wayang yang berjalan dengan tangan kanan di depan dan tangan kiri di belakang. Ternyata filosofi yang terkandung dari wayang ini adalah hidup harus ditengah-tengah, jangan terlalu ke depan (yang berati berani tetapi ceroboh) dan jangan terlalu ke belakang (pintar, tetapi tidak punya keberanian)

b.      Wayang Arjuna

Wayang Arjuna adalah karakter wayang yang paling tampan, bijaksana, dan pemberani. Diceritakan bahwa karena ketampananya ketika Arjuna sedang menari, banyak wanita yang ingin menikahinya, jika tidak terwujud maka wanita tersebut lebih memilih untuk bunuh diri, karena arjuna tidak ingin ada wanita yang bunuh diri karenanya dan juga bukan karena nafsu, maka arjuna banyak menikah dengan wanita yang menyukainya.

Saya juga mengikuti workshop di stand wayang ini. Workshop yang saya ikuti adalah belajar memegang dan mencoba sedikit memainkan wayang ini.



4.     Esaai Pasar Budaya UPI

Pasar Budaya UPI merupakan acara dimana kita bisa melihat secara langsung kebergaman budaya Indonesia yang diintegrasikan dalam sebuah acara. Terdapat sekitar lebih dari 30 stand Budaya di dalam acara ini. Acara ini diselenggarakan oleh tiga departemen yang ada di UPI, yaitu: Budaya Rupa, Manajemen Resort and Leisure, Pendidikan Sosiologi. Acara ini diselenggarakan di Gymnasium UPI, mulai tanggal 11-13 Mei 2015. Acara ini mengandung Sembilan nilai yang berdasarkan nilai yang tercantum pada budaya kita. Kesembilan nilai itu adalah: perdamaian, suka cita, disiplin, kerendahan hati, kasih sayang, kearifan, kepedulian, kesabaran, kesetiaan.
Baik usher, Pelaku Budaya, dan Mentor yang mendampingi saya beserta kelompok memberikan pembimbingan, penjelasan yang ramah. Pada saat masuk pertama kali, saya disajikan dengan tayangan video yang memberikan penjelasan dari maksud dan tujuan diadakan acara ini, selain diberikan penjelasan melalui media video, usher yang mendampingi memberikan penjelasan juga.
Saya juga diberikan kesempatan untuk mengunjungi dua buah stand, yaitu: stand janur dan stand wayang golek. Didalam kedua stand tersebut saya juga diberikan penjelasan serta workshop singkat. Selanjutnya saya bersama kelompok diajak berkeliling melihat setiap stand yang ada di Pasar Budaya UPI ini.
Kolerasi antara Pasar Budaya UPI dengan mata kuliah yang saya kontrak yaitu Bahasa Indonesia adalah selain memperlihatkan beragam budaya, dalam pasar budaya juga menunjukan bahwa Indonesia memiliki beragam Bahasa tidak hanya budaya, hal ini sesuai dengan apa yang ada pada mata kuliah Bahasa Indonesia yaitu di Indonesia memiliki macam-macam Bahasa, tetapi hanya satu Bahasa pemersatu kita yaitu Bahasa Indonesia.
Indonesia adalah negeri yang sangat menjungjung tinggi nilai perdamaian. Hal ini terbukti walau banyaknya budaya, bahasa yang dimiliki, tetapi negeri ini selalu dalam keadaan damai.
Semoga setiap budaya, bahasa di Indonesia dapat terus bertahan diterpa kemajuan zaman dan budaya barat. Semoga dengan diadakanya pasar budaya ini, semua nilai yang terkandung pada setiap budaya bisa ditransmisikan ke generasi selanjutnya.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Ako Solekhudin. Powered by Blogger.

- Copyright © 2013 FOXIST -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -