- Back to Home »
- Tugas Kuliah »
- Pandangan Hidup Manusia berkaitan dengan Perilaku Konsumtif
Posted by : Ako Solekhudin
Thursday, 30 June 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akal
dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa ciri tersendiri akan diri
manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan
dibandingkan makhluk lain. Satu diantara keunggulan manusia tersebut ialah
pandangan hidup.
Tim
Penulis Dosen Pendidikan Sosial Budaya MKDU FPIPS UPI (2015, hlm. 101) memaparkan
bahwa “pandangan hidup ini merupakan sendi-sendi penegak bagaimana individu dan
masyarakat tersebut dapat memunculkan dirinya dalam himpitan era globalisasi”.
Berdasarkan
pada pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pandangan hidup merupakan hal yang sangat penting bagi
manusia untuk menunjukan eksistensinya sebagai makhluk sosial.
Setiap individu bebas untuk
memilih dan menetapkan pandangan hidupnya dan dalam memilih pandangan hidupnya individu tak lepas
dari pengaruh lingkungan dan perkembangan zaman sehingga pengaruh terhadap pandangan hidup dapat bernilai negatif ataupun
positif.
Seiring dengan perkembangan zaman
pandangan hidup seseorang dapat bernilai positif maupun negatif dipengaruhi
oleh globalisasi yang kenyataannya saat ini banyak sekali budaya barat yang
sedang populer di Indonesia, salah satunya adalah hedonisme yang merupakan
turunan dari pandangan hidup liberalisme yang
banyak dianut oleh negara barat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), “hedonisme adalah
pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah
tujuan utama hidup”.
Menurut
Sulusy (dalam jurnalnya http://eprints.ums.ac.id/16919/3/BAB_II.pdf,
hlm. 6) menyatakan bahwa:
Jenis tipikal orang yang senang memuja
kesenangan materi adalah sangat berkaitan
erat dengan konsumerisme, yang berhubungan bagaimana kita mendapatkan kesenangan dunia itu, dengan
membeli materi-materi yang berlimpah,
yang mungkin kita menganggap materi itu bukan merupakan sebuah kebutuhan yang mutlak. Perilaku ini mencerminkan perilaku
konsumtif sebagai dampak
adanya pandangan hidup hedonisme
Pandangan hidup yang dipengaruhi
globalisasi dapat berdampak positif maupun negatif. Salah satu pengaruh globalisasi terhadap pandang
hidup tersebut yaitu
perilaku konsumtif. Hal ini mendasari penyusun untuk
mengambil permasalahan ini menjadi sebuah makalah yang diperkuat dengan Studi
Kasus Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI agar dapat
memberikan kebermanfaatan untuk menemukan upaya penyelesaian dari permasalahan
ini.
B.
Identifikasi
Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut
timbul beberapa masalah yaitu :
1. Orang
yang memiliki pandangan hidup yang berdampak pada perilaku konsumtif kurang
dapat memprioritaskan mana kebutuhan dan keinginan.
2. Perilaku
konsumtif tersebut dapat menimbulkan pemakaian uang yang berlebihan atau pemborosan.
3. Timbulnya
rasa gengsi yang tinggi yang diperoleh
dari menonjolkan merek-merek terkenal dan mahal, atau simbol-simbol kemewahan
lainnya.
4. Berperilaku
konsumtif selalu saja memiliki cara berpikir untuk memiliki segala sesuatu yang
diproduksi oleh orang lain, berpikir bahwa apa yang baru yang ada di pasar
harus dimilikinya, padahal perasaan yang demikian nantinya akan menyiksa
dirinya apabila dirinya tidak memiliki uang.
C.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah yang ada
adalah sebagai berikut.
1.
Faktor-faktor apa
sajakah yang mempengaruhi pandangan hidup seseorang untuk berperilaku konsumtif?
(Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI).
2.
Bagaimana solusi untuk
mengatasi hal yang dapat menyebabkan perilaku konsumtif dari
pengaruh pandangan hidup? (Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Angkatan
2014 FIP UPI).
D.
Pendekatan
dan Metode Pemecahan Masalah
Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian makalah ini adalah pendekatan multiaspek atau
multidimensi dimana faktor yang berpengaruh dalam permasalahan yang diangkat
dilihat dari segala sudut pandang. Sedangkan metode yang digunakan adalah
metode kuantitatif melalui penyebaran angket yang respondennya merupakan
Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI.
E.
Sistematika
Makalah
Untuk sistematika makalah yang
digunakan adalah sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Identifikasi Masalah
C.
Rumusan Masalah
D.
Pendekatan dan Metode Pemecahan Masalah
E.
Sistematika Penyusunan
BAB II KAJIAN
TEORI
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV KESIMPULAN
DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Hakikat
Hidup Manusia
Menurut
Kluckhon (dalam Tim Penulis Dosen Pendidikan Sosial Budaya MKDU FPIPS UPI,
2015, hlm. 15) menyatakan bahwa, “kerangka orientasi nilai budaya manusia menyangkut
lima masalah pokok kehidupan manusia secara universal, yaitu hakikat hidup
manusia, hakikat karya manusia, hakikat waktu manusia, hakikat alam manusia,
serta hakikat hubungan manusia”.
Namun,
masalah pokok kehidupan manusia yang akan kami bahas dalam makalah ini yaitu
mengenai hakikat hidup manusia. Menurut Kluckhon (dalam Tim Penulis Dosen
Pendidikan Sosial Budaya MKDU FPIPS UPI, 2015, hlm. 15) menyatakan bahwa
“hakikat hidup manusia merupakan hakikat hidup untuk setiap kebudayaan berada
secara ekstrem; ada yang berusaha untuk memadamkan hidup (nirvana = meniup
habis), adapula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup
sebagai suatu hal yang baik untuk “mengisi hidup””.
Menurut
Kluckhon (dalam Tim Penulis Dosen Pendidikan Sosial Budaya MKDU FPIPS UPI,
2015, hlm. 15) “masalah dasar dalam hidup terdapat hakikat hidup manusia yang
dapat menentukan orientasi nilai budaya yang beranggapan bahwa hidup itu baik,
hidup itu buruk, serta hidup itu buruk, tetapi manusia wajib berikhtiar supaya
hidup itu menjadi baik”.
B.
Pengertian
Pandangan Hidup
Setiap
manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup bersifat kodrati, karena itu
pandangan hidup menentukan masa depan seseorang.
Menurut Manuel Kaisiepo (dalam http://bit.ly/1OwlKMo),
“pandangan hidup mencerminkan citra diri seseorang karena pandangan hidup itu
mencerminkan cita-cita atau aspirasinya”.
Tim
Penulis Dosen Pendidikan Sosial Budaya MKDU FPIPS UPI (2015, hlm. 101)
memaparkan bahwa:
Pandangan hidup ini
pada umumnya berupa eksistensi manusia (keberadaan
yang harus diakui) di dunia dalam hubunganya dengan Tuhan,
dengan dirinya sendiri (individualis) maupun secara berkelompok (sosialis), dan dengan tempat dimana manusia itu tinggal (alam sekitarnya).
Pandangan hidup ini merupakan pedoman bagaimana individu atau
masyarakat tersebut dapat memunculkan dirinya ditengah himpitan era globalisasi.
Menurut Dr. Hafidh Shaleh (dalam blog
Yayat, pengertian
pandangan hidup menurut para ahli http://bit.ly/1GHpF9n) pandangan hidup adalah:
Buah dari pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi rasional, yang meliputi
aqidah dan solusi atas seluruh masalah kehidupan
manusia. Selain itu,
pemikiran tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi metode mempertahankan dan metode menyebarkanya ke seluruh dunia untuk menjabarkan
ide dan jalan keluarnya.
Berdasarkan
pada pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pandangan hidup merupakan
suatu pedoman bagaimana manusia
berkehidupan dalam membangun cita-cita hidup melalui metode hasil dari
pemikirannya untuk berperilaku dan bertindak dalam bersosialisasi dengan individu lain yang
dipengaruhi oleh masyarakat, dan lingkungan.
C. Unsur-unsur Pandangan Hidup
Menurut
Sulismadi dan Sofwani, A. (dalam Tim Penulis Dosen Pendidikan Sosial Budaya
MKDU FPIPS UPI, 2015, hlm. 105-110) memaparkan bahwa:
Konsep pandangan
hidup meliputi unsur-unsur: cita-cita, kebijakan, usaha dan
keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur tersebut merupakan satu rangkaian kesatuan
yang tidak dapat terpisah. Cita-cita adalah apa yang diinginkan, yang mungkin
dapat dicapai dengan usaha dan perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai adalah kebijakan. Yaitu
segala hal yang baik dan bermanfaat yang membuat manusia tertib, damai,
tentram, sejahtera dan bahagia. Usaha dan perjuangan adalah kerja keras, yang
dilandasi keyakinan/percaya diri. Keyakinan/percaya diri diukur dengan
kemampuan akal jasmani dan iman kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Menurut Sulismadi dan
Sofwani, A. (dalam Tim Penulis Dosen Pendidikan Sosial Budaya MKDU FPIPS UPI,
2015, hlm. 105-110) unsur-unsur pandangan hidup tersebut diantaranya adalah:
1.
Cita-cita
Cita-cita
adalah keinginan yang ada di dalam pikiran/hati seseorang. Keinginan ini
didasari oleh nafsu yang timbul dari berbgai macam kebutuhan. Cita-cita
tersebut harus dapat diwujudkan atau dicapain dengan usaha atau perjuangan.
Jadi,
pada cita-cita bertaraf
harapan, kemampuan manusia berusaha
itu masih ditemukan oleh faktor lain diluar kemampuan. Faktor itu adalah
peristiwa yang tidak dapat diperkirakan akal atau merupakan kehendak Tuhan.
Memang manusia hanya bisa berusaha, tapi Tuhan yan menentukan (Man Proposes, God disposes). Namun
cita-cita yang bertaraf cita-cita masih merupakan unsur pandanan hidup karena
masih memberi kemungkinan keberhasilan, dan ini mendorong manusia untuk
berusaha mengatasi kegagalan. Harapan dapat membangkitkan dan mengembangkan
harapan.
2.
Kebajikan
Kebajikan
dapat diartikan kebaikan, sesuatu yang mendatangkan kebaikan, keselamatan,
keberuntungan, kesejahteraan, dan kebahagiaan. Kebajikan menjadi tujuan manusia
yang hidup ini. Kebajikan adalah realitas dari cita-cita atau apa yang
dicita-citakan.
Kebajikan
itu ada 2 (dua) sumbernya, yaitu kebajikan manusia dan kebajikan Tuhan.
Kebajikan manusia adalah kebajikan usaha atau perjuangan manusia, baik
dilakukan sendiri sabagai individu ataupun secara bersama-sama (kolektif) atau
gotong-royong. Kebajikan Tuhan adalah karunia Tuhan. Bagi orang yang tidak
percaya pada Tuhan tidak mengakui adanya kebajikan Tuhan, dia percaya bahwa
kebajikan manusia juga karena diberikan Tuhan. Manusia adalah sekedar lantaran
saja, yang menentukan adalah Tuhan. Apabila
kebajikan dihubungkan dengan pandangan hidup yang dianut manusia dapat
dinyatakan :
a.
Kebajikan
manusia karena usaha atau perjuangan sendiri-sendiri sebagai individu terdapat
pada pandangan hidup liberalisme.
b.
Kebajikan
manusia karena usaha atau perjuangan bersama-sama (kolektif) atau gotong-royong
terdapat pada pandangan hidup sosialisme.
c.
Kebajikan
Tuhan sebagai karunia Tuhan terdapat pada pandangan hidup religius.
d.
Kebajikan
manusia karena manusia adalah gejala alam, (kegiatan proses alamiah) terdapat
pada pandangan hidup komunisme.
e.
Kebajikan
manusia karena usaha atau perjuangan yang diberikan Tuhan terdapat pada
pandangan hidup sosialisme religius.
3.
Usaha/Perjuangan
Usaha/perjuangan
adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia ini sejahtera
dalam arti yang wajar harus kerja keras. Sebagian besar waktu manusia hidup
digunakan untuk usaha/perjuangan atau bekerja.
Kerja
keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Sebaliknya, pemalas membuat manusia itu miskin serta melarat ini berarti
menjatuhkan harkat dan martabatnya sendiri. Oleh karena itu, tidak seharusnya
tidak bermalas-malasan ataupun bersantai-santai saja dalam kehidupan ini.
Santai dan istirahat ada waktunya dan
manusia mengatur waktunya itu. Secara ekonomi, waktu adalah uang. Jika banyak
bermalas-malasan dan bersantai sama dengan
hidup boros, tetapi boros tanpa hasil yang diperoleh.
Dalam
ajaran agama pun manusia diperintahkan untuk bekerja keras sebagaimana hadist
diucapkan oleh Nabi besar Muhammad SAW. Ditunjukan pada para pengikutnya :
“Bekerjalah kamu seakan-akan kamu akan hidup selama-lamanya dan beribadahlah
kamu seakan-akan kamu akan mati besok”. Allah berfirman dalam Al-quran Surat
Wal’asri : “Demi waktu, sesungguhmya manusia selalu dalam keadaan merugi..”.
makannya membuang-buang waktu percuma tanpa hasil karena bersantai-santai dan
bermalas-malas, tidak mau bekerja keras.
4.
Keyakinan/Kepercayaan
Keyakinan/kepercayaan
itu dihubungkan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau
kekuasaan Tuhan. Untuk mengetahui hal ini, dapat diikuti uraian Prof. Dr. Harun
Nasution mengenai aliran-aliran naturalisme, aliran intelektualisme, dan aliran
gabungan.
a)
Aliran
Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan
kekuatan ghaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan ghaib itu dari alam
dan alam itu dari Tuhan. Apabila aliran natiralisme ini dihubungkan dengan
pandangan hidup, keyakinan manusia itu bermula dari Tuhan. Jadi, pandangan
hidup dilandasi oleh ajaran Tuhan menurut ajaran yang diturunkan-Nya.
b)
Aliran
Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika atau akal.
Manusia mengutamakan akal dan dengan akal manusia berpikir, mana yang benar
menurut akal, itulah yang baik. Walaupun mungkin bertentangan dengan hati
nurani. Apabila hal ini dihubungkan dengan pandangan hidup, keyakinan manusia
bermula dari akal. Jadi, pandangan hidup dilandasi oleh keyakinan, kebenaran yang
diterima akal.
c)
Gabungan
Dasar aliran ini adalah kekuatan ghaib dan
juga akal. Kekuatan ghaib misalnya kekuatan yang berasal dari Tuhan dan percaya
adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Apabila dikaji dengan teliti, pandangan
hidup ini mengutamakan kedua-duanya melalui logika berpikir dan hati nurani.
D.
Keterkaitan
Pandangan Hidup dengan Perilaku Konsumtif
Setiap
manusia tentunya memiliki pandang hidup yang dapat berpengaruh dalam menentukan
masa depannya kelak. Pandangan hidup tersebut pun dapat berupa dampak postif
maupun negatif. Salah satu dampak dari cara pandang hidup manusia tersebut
ialah perilaku konsumtif.
Menurut
Swastha dan Handoko, (dalam
http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4838/3/T1_132010001_BAB%20II.pdf)
memaparkan bahwa “perilaku konsumtif merupakan kegiatan-kegiatan individu yang
secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang maupun jasa
yang didalamnya terdapat proses pengambilan keputusan dan penentuan-penentuan
kegiatan tersebut”.
Apabila
dikaitkan dengan hakikat hidup manusia, akan menghasilkan sebuah orientasi
nilai budaya dimana seseorang akan beranggapan bahwa perilaku konsumtif itu merupakan
perilaku yang menjadikan hidup itu buruk, hidup itu baik, serta hidup itu
buruk, tetapi manusia wajib berikhtiar supaya hidup itu menjadi baik melalui
dasar pemikirannya yang dijadikan pedoman dalam berperilaku dan bertindak.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah
yang akan dibahas adalah:
1.
Faktor-faktor apa
sajakah yang mempengaruhi pandangan hidup seseorang untuk berperilaku
konsumtif? (Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014 FIP
UPI).
2.
Bagaimana solusi
yang harus dilakukan untuk mengatasi hal yang dapat menyebabkan perilaku konsumtif
dari pengaruh pandangan hidup? (Studi
Kasus Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI).
B.
Jumlah
Responden
Dalam
menentukan jumlah responden untuk mendapatkan sampel dari jumlah populasi,
metode yang kami gunakan yaitu dengan Rumus Slovin sebagai berikut. (Dedy, dalam blognya Dasar Penentuan Jumlah Sample http://bit.ly/1M7AMVT).
dimana:
n: jumlah sampel
N: jumlah populasi
e: batas toleransi kesalahan (error
tolerance), dalam menentukan jumlah sampel, penelitian ini memiliki batas kesalahan atauerror tolerance 10% .
Sehingga,
jumlah responden yang kami dapat berjumlah 37 orang dari total 58 Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah
Angkatan 2014 FIP UPI yang
kami dapat
melalui perhitungan sebagai berikut.
C.
Angket
ANGKET
RESPON MAHASISWA TERHADAP PANDANGAN HIDUP MANUSIA YANG BERDAMPAK PADA PERILAKU
KONSUMTIF
Nama :
NIM :
Setiap manusia tentunya
memiliki pandangan hidup yang dapat berpengaruh dalam menentukan masa depannya
kelak. Pandangan hidup tersebut pun dapat berupa dampak positif maupun negatif.
Salah satu dampak dari cara pandang hidup manusia tersebut ialah perilaku
konsumtif. Berikut ini terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
pandangan hidup manusia yang berdampak pada perilaku konsumtif, diantaranya
adalah sebagai berikut.
Urutkan menurut Anda
faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pandangan hidup berperilaku konsumtif
dari yang paling tinggi ke yang rendah, dan sertakanlah pendapat Anda apa saja
yang termasuk ke dalam faktor lainnya di dalam kolom kosong yang telah
disediakan.
No.
|
Pernyataan
|
|
Cita-cita atau harapan untuk mendapatkan produk yang
diinginkan
|
|
Kebajikan dalam memanfaatkan produk
|
|
Usaha atau perjuangan yang dilakukan untuk
mendapatkan produk yang diinginkan
|
|
Keyakinan bahwa produk yang diinginkan dapat
bermanfaat
|
|
..........................................................................................................................................................................................................................................
|
Bagaimanakah solusi pemecahan dalam
permasalahan diatas?
.......................................................................................................................................................................................................................................................
D. Hasil Angket
Setelah
melakukan penyebaran angket, kami merekapnya sehingga dapat dilihat hasilnya
pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.1 Jumlah responden yang
memilih
faktor urutan ke-1 atau yang paling terbesar
No.
|
Alternatif Jawaban
|
Pilihan Responden
|
Frekuensi
|
Persentase (%)
|
1.
|
Cita-cita
atau harapan untuk mendapatkan produk yang diinginkan
|
||||||||||||||||||||||||
|
24
|
64,87%
|
2.
|
Keyakinan bahwa produk yang diinginkan dapat
bermanfaat
|
|||||||||
|
9
|
24,32%
|
3.
|
Kebajikan dalam memanfaatkan produk
|
|||
|
3
|
8,11%
|
4.
|
Usaha atau perjuangan yang dilakukan untuk
mendapatkan produk yang diinginkan
|
|
|
1
|
2,70%
|
JUMLAH
|
37
|
37
|
100%
|
Setelah
kami melakukan penyebaran angket dengan studi kasus Mahasiswa Pendidikan Luar
Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI kami dapat menyimpulkan bahwa, faktor pertama yang
mempengaruhi pandangan hidup seseorang untuk berperilaku konsumtif yaitu
cita-cita atau harapan untuk mendapatkan produk yang diinginkannya dengan
persentase 64,87% pilihan responden.
Dapat
disimpulkan bahwa, adanya cita-cita atau harapan untuk mendapatkan produk yang
diinginkan merupakan faktor utama yang membentuk pandangan hidup seseorang yang
berdampak pada perilaku konsumtif dimana seseorang yang membeli barang
didasarkan oleh cita-cita yang diinginkan tanpa mementingkan kegunaan dan
manfaat dari suatu barang hanya akan membuat seseorang menjadi konsumtif yang
lebih mengutamakan keinginan daripada kebutuhan.
Tabel 3.2 Jumlah responden yang
memilih
faktor urutan ke-2 atau yang paling
terbesar
No.
|
Alternatif Jawaban
|
Pilihan Responden
|
Frekuensi
|
Persentase (%)
|
1.
|
Cita-cita atau harapan untuk mendapatkan produk yang
diinginkan
|
||||||
|
6
|
16,22
|
2.
|
Keyakinan
bahwa produk yang diinginkan dapat bermanfaat
|
||||||||||||||
|
14
|
37,84%
|
3.
|
Kebajikan dalam memanfaatkan produk
|
|||||
|
5
|
13,51
|
4.
|
Usaha atau perjuangan yang dilakukan untuk
mendapatkan produk yang diinginkan
|
||||||||||||
|
12
|
32,43%
|
JUMLAH
|
37
|
37
|
100%
|
Faktor
kedua yang membentuk pandangan hidup seseorang yang berdampak pada perilaku
konsumtif yaitu keyakinan bahwa produk yang diinginkan dapat bermanfaat dimana
jumlah responden yang paling banyak memilih hal tersebut di urutan kedua sebesar
37,84%.
Dengan
adanya keyakinan bahwa produk yang diinginkan itu dapat bermanfaat maka
seseorang pun akan merasa puas dengan perilaku konsumtifnya karena produk yang
diinginkannya bukan hanya memberikan kepuasan terhadap dirinya melainkan dapat memberikan
manfaat.
Tabel 3.3 Jumlah responden yang
memilih faktor
urutan
ke-3
No.
|
Alternatif Jawaban
|
Pilihan Responden
|
Frekuensi
|
Persentase (%)
|
1.
|
Cita-cita atau harapan untuk mendapatkan produk yang
diinginkan
|
||||
|
4
|
10,81%
|
2.
|
Keyakinan bahwa produk yang diinginkan dapat
bermanfaat
|
|||||||||||
|
11
|
29,73%
|
3.
|
Kebajikan dalam memanfaatkan produk
|
||||||
|
6
|
16,22%
|
4.
|
Usaha atau
perjuangan yang dilakukan untuk mendapatkan produk yang diinginkan
|
||||||||||||||||
|
16
|
43,24%
|
JUMLAH
|
37
|
37
|
100%
|
Faktor
ketiga yang membentuk pandangan hidup seseorang yang berdampak pada perilaku
konsumtif yaitu usaha atau perjuangan untuk mendapatkan produk yang diinginkan
dimana jumlah responden yang paling banyak memilih hal tersebut di urutan ketiga
sebesar 43,24%.
Seseorang akan bekerja
keras untuk mewujudkan apa yang memang diinginkannya, karena keinginan
membutuhkan usaha yang lebih keras untuk mewujudkannya dibandingkan dengan
kebutuhan yang sudah pasti menjadi prioritas utama. Oleh karena itu, faktor
usaha yang membentuk pandangan hidup seseorang yang berdampak pada perilaku
konsumtif menjadi faktor ketiga.
Tabel 3.4 Jumlah responden yang
memilih faktor
urutan ke-4
No.
|
Alternatif Jawaban
|
Pilihan Responden
|
Frekuensi
|
Persentase (%)
|
1.
|
Cita-cita atau harapan untuk mendapatkan produk yang
diinginkan
|
|||
|
3
|
8,11%
|
2.
|
Keyakinan bahwa produk yang diinginkan dapat
bermanfaat
|
|||
|
3
|
8,11%
|
3.
|
Kebajikan
dalam memanfaatkan produk
|
|||||||||||||||||||||||
|
23
|
62,16%
|
4.
|
Usaha atau perjuangan yang dilakukan untuk mendapatkan
produk yang diinginkan
|
|||||||||||
|
8
|
21,62%
|
JUMLAH
|
37
|
37
|
100%
|
Faktor keempat yang
membentuk pandangan hidup seseorang yang berdampak pada perilaku konsumtif
yaitu kebajikan dalam memanfaatkan produk dimana jumlah responden yang paling
banyak memilih hal tersebut di urutan keempat sebesar 62,16%.
Faktor kebajikan dalam memanfaatkan
produk menjadi faktor keempat karena kebajikan itu sendiri dapat berupa benda
berwujud, misalnya harta kekayaan yang dapat menimbulkan perilaku konsumtif.
Namun, kebajikan itu sendiri harus mampu dimanfaatkan, karena akan memberikan
dampak positif yang ditimbulkan dari perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif
terkadang tidak memperhatikan kebajikan dalam memanfaatkan produk melainkan
untuk memberi kepuasan terhadap dirinya misalnya rasa bahagia ketika produk
yang diinginkannya terwujud.
Tabel 3.5
Kesimpulan dari hasil angket
No.
|
Urutan Faktor
(Hasil Angket)
|
Frekuensi Dari yang Terbesar
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Cita-cita atau
harapan untuk mendapatkan produk yang diinginkan
|
24
|
9
|
3
|
1
|
2.
|
Keyakinan bahwa
produk yang diinginkan dapat bermanfaat
|
6
|
14
|
5
|
12
|
3.
|
Usaha atau
perjuangan yang dilakukan untuk mendapatkan produk yang diinginkan
|
4
|
11
|
16
|
6
|
4.
|
Kebajikan dalam memanfaatkan produk
|
3
|
3
|
8
|
23
|
Dari
tabel diatas dapat disimpulkan, bahwa faktor terbesar yang mempengaruhi
pandangan hidup seseorang yang berdampak pada perilaku konsumtif adalah
cita-cita atau harapan untuk mendapatkan produk yang diinginkan, dimana
seseorang yang membeli barang didasarkan oleh cita-cita yang diinginkan tanpa
mementingkan kegunaan dan manfaat dari suatu barang hanya akan membuat
seseorang menjadi konsumtif dan lebih mengutamakan keinginan daripada
kebutuhan.
Sedangkan faktor
terkecilnya adalah kebajikan dalam memanfaatkan produk, perilaku konsumtif
terkadang tidak memperhatikan kebajikan dalam memanfaatkan produk melainkan
untuk mencari kepuasan terhadap dirinya misalnya rasa bahagia ketika produk
yang diinginkannya dapat terwujud.
Adapun faktor yang diisi oleh responden dalam kolom angket yang kami
sediakan diantaranya adalah harga produk, faktor sosial atau gaya hidup,
kelangkaan produk. Harga produk dapat menjadi faktor prilaku konsumtif,
terkadang dalam berprilaku konsumtif tidak memperhatikan harga produk yang
ditawarkan. Kemudian gaya hidup, seseorang akan berprilaku konsumtif mengikuti
gaya hidup yang sedang popular, oleh karena itu gaya hidup merupakan faktor
yang bisa merubah pandangan hidup seseorang berprilaku konsumtif. dan faktor
terakhir yang diisi oleh responden adalah kelangkaan produk, kelangkaan produk
salah satu faktor yang dapat memicu prilaku konsumtif, karena semakin langkah
produk, semakin memiliki rasa bangga tersendiri dalam memiliki produk tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan
diagram diatas, dapat terlihat setelah kami melakukan penyebaran angket, kami
dapat menyimpulkan bahwa:
1.
Faktor terbesar yang mempengaruhi
pandangan hidup seseorang untuk berperilaku konsumtif (Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah
Angkatan 2014 FIP UPI) adalah cita-cita atau harapan untuk mendapatkan produk
yang diinginkan dimana jumlah responden yang memilih
faktor ini sebagai faktor pertama ada 24 orang dari 37 responden.
2.
Faktor kedua yang mempengaruhi pandangan
hidup seseorang untuk berperilaku konsumtif adalah keyakinan bahwa produk yang
diinginkan dapat bermanfaat, dimana jumlah responden yang paling banyak memilih
hal tersebut di urutan kedua berjumlah 14 orang.
3.
Faktor ketiga yang mempengaruhi pandangan
hidup seseorang untuk berperilaku konsumtif adalah usaha atau perjuangan yang
dilakukan untuk mendapatkan produk yang diinginkan, dimana jumlah responden
yang paling banyak memilih hal tersebut di urutan ketiga berjumlah 16 orang.
4.
Faktor yang terakhir atau keempat yang
mempengaruhi pandangan hidup seseorang untuk berperilaku konsumtif adalah
kebajikan dalam memanfaatkan produk, dimana jumlah responden yang paling banyak
memilih hal tersebut di urutan keempat berjumlah 23 orang.
5.
Faktor
yang diisi oleh responden pada kolom kosong angket diantaranya adalah harga
produk, faktor sosial atau gaya hidup, kelangkaan produk.
B. Saran
Setelah dilakukannya
penyebaran angket di kalangan mahasiswa, penyusun mendapatkan bagaimana solusi pemecahan masalah
yang membentuk pandangan hidup seseorang yang berdampak pada perilaku konsumtif
(Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Angkatan 2014 FIP UPI), diantaranya adalah:
1. Memprioritaskan
Kebutuhan Dibandingkan dengan Keinginan
Seseorang harus mampu mengkonsep
pandangan hidupnya untuk dapat memprioritaskan kebutuhan dibandingkan dengan
keinginan. Apabila ada keinginan maka harus mampu mengutamakan hal yang
terpenting dan mempunyai kebermanfaatan.
2. Mengenal
Kebutuhan Diri Sendiri
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yang merupakan tahap
pertama dari setiap
aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup.
Hubungannya dengan perilaku konsumtif yang tidak dapat dipungkiri bahwa apabila
kita tidak dapat mengenal kemampuan dan kebutuhan diri sendiri maka akan
terjadi kesenjangan dan kerugian dari dampak perilaku konsumtif yang ditimbulkan.
Misalnya, menimbulkan sikap boros, tidak mampu mengontrol keuangan.
3. Mengerti
Pandangan Hidup Diri Sendiri
Dengan
mengerti pandangan hidup diri sendiri, hendaknya kita mengerti bagaimana
bertindak dan berperilaku, dan menjauhkan segala sesuatu yang akan berdampak
negatif pada diri kita terutama perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif dapat
berdampak positif apabila memberikan kebermanfaatan
bagi kita, namun dapat berdampak negatif apabila menimbulkan masalah misalnya
tidak dapat hidup hemat.
4. Meyakini
Pandangan Hidup Diri Sendiri Terjauh dari Perilaku Konsumtif
Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga
dapat mencapai suatu tujuan hidupnya. Dengan meyakini, kita mampu mengontrol
diri sendiri dalam berperilaku dan meyakini bahwa tindakan dan perilaku kita
terjauh dari perilaku konsumtif yang bernilai negatif.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, dan Swastha.
Dalam jurnalnya http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4838/3/T1_132010001_BAB%20II.pdf).
Diakses [02 November 2015].
Sitanggang,
Rahmadani. (2014). Manusia dan Pandangan
Hidup. http://bit.ly/1OwlKMo. Diakses
[02 November 2015].
Tim Penulis Dosen
Pendidikan Sosial Budaya MKDU FPIPS UPI. (2015). Pendidikan Sosial Budaya. Bandung: CV. Maulana Media Grafika.
Yayat. (2015). Pengertian Pandangan Hidup Menurut Para
Ahli. http://bit.ly/1GHpF9n. Diakses [ 02
November 2015].
Link untuk mengunduh Makalah PSB Lengkap :
U
Ako Solekhudin. Powered by Blogger.