Archive for November 2016
Program Pembelajaran Individual
Pernahkan anda byangkan jika RPP yang sudah anda buat tidak sesuai dengan kemampuan anak? atau mungkin anda sudah pernah mengalami hal tersebut, lantas apa usaha anda untuk mengatasinya?
Program Pembelajaran Individual adalah program pembelajaran yang materi ajar, metode, kurikulum, media disesuaikan dengan kemampuan dan potensi anak agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efeketif dan efisien. Program Pembelajaran Individual atau biasa disingkat menjadi PPI muncul atas filosofi tentang setiap anak merupakan individu yang unik, yang dengan keunikanya memiliki karakteristik khas, berupa kelebihan, potensi, dan kelemahan setiap anak berbeda.
Dalam pembuatan PPI harus berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan pada anak. asesmen merupakan pondasi awal dalam pembuatan PPI karena dengan melakukan asesmen, kita sebagai pendidik dapat mengetahui kemampuan, kelemahan, serta potensi yang dimiliki oleh anak, yang nantinya data asesmen diolah sebagai pengembangan dalam PPI. Karena setiap anak memiliki karakteristik yang khas, dalam pembuatan PPI seyogyanya dibuat berbeda dari setiap individu (memiliki karakteristik yang khas dari setiap program dengan individu lainya).
Untuk memudahkan guru dalam pembuatan PPI, berikut prosedur dalam membuat PPI, yaitu :
1. Membuat
isntrumen dengan melakukan 3 hal sebagai berikut:
a. Menentukan
Ruang
Lingkup
Asesmen
Menentukan ruang lingkup asesmen menjadi suatu hal
yang penting, dikarenakan hal ini menjadikan gambaran tujuan apa yang akan kita
capai. Ruang lingkup asesmen berfungsi untuk bisa memfokuskan aspek apa yang
akan kita asesmen. Dengan menentukan ruang lingkup asesmen yang jelas, akan
mempermudah dalam pelaksanaan asesmen. Asesmen yang kita lakukan berfokus pada asesmen akademik, dimana dalam
hal ini kegiatan asesmen berfokus pada asesmen matematika.
b. Menentukan
Kisi-kisi
Asesmen
Kisi-kisi
instrumen asesmen merupakan gambaran untuk menentukan butir
instrumen. Hal ini berkaitan
dengan ruang lingkup asesmen dan tahap perkembangan anak, karena setelah kita
mempunyai ruang lingkup asesmen yang jelas maka kita akan mudah untuk menyususn
kisi-kisi asesmen, dan kisi-kisi asesmen disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak.
c. Merumuskan
Butir
Instrumen
Setelah membuat kisi-kisi, maka langkah selanjutnya dari kegiatan asesmen adalah
merumuskan butir instrumen. Butir-butir instrumen merupakan turunan dari
kisi-kisi instrumen. Butir instrumen digunakan sebagai alat untuk melakukan
asesmen, maka dari itu butir instrumen bisa menjadi alat tes yang digunakan
untuk menggali hambatan, kelebihan dan kebutuhan anak hingga pada akhirnya kita
akan menghasilkan profil anak yang menjadi gambaran bagi seorang guru ntuk
melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan anak.
2. Melakukan
identifikasi
Proses identifikasi merupakan kegiatan untuk
mengetahui tingkat kemampuan anak secara keseluruhan. Adapun langkah-langkah
yang kami lakukan dalam mengidentifikasi adalah sebagai berikut:
a.
Asesor meminta perizinan pada pihak
sekolah untuk mengasesmen akademik matematika yang ditujukan kepada siswa kelas
4.
- Setelah
mendapatkan perizinan tersebut, asesor melaksanakan kegiatan asesmen
sesuai dengan jadwal yang telah
disepakati bersama.
- Di dalam
kelas, asesor diberikan waktu hingga jam sekolah berakhir untuk
mengasesmen siswa kelas satu secara keseluruhan.
- Asesor
mencatat apa yang dilakukan selama proses asesmen berlangsung.
- Setelah
didapat hasil asesmen secara
keseluruhan, asesor menganalisa hasil tersebut secara kuantitatif
dan kualitatif.
- Adapun dalam
kategori kuantitatif, terdapat 3 kategori seperti berikut:
Independent : Anak mampu menjawab instrument dengan skor diantara 75% - 100%
Instruction : Anak mampu menjawab instrument dengan skor diantara 50% - 74%
Frustration : Anak mampu menjawab instrument dengan skor diantara 0% - 49%
3. Melakukan
asesmen
Asesmen dilakukan kepada anak yang dikategorikan
berada pada level frustasi dari hasil identifikasi. Adapun proses asesmen ini
dilakukan dengan menggunakan instrumen akademik matematika sehingga diketahui kelemahan, kelebihan dan kebutuhan
anak. Proses asesmen ini sama seperti proses identifikasi, akan tetapi dilakukan
dengan pengamatan yang lebih mendalam. Hingga dapat diketahui variant eror (letak kesalahan anak) dan variant strategy (cara anak melakukan
pekerjaan).
4.
Analisis
Kurikulum
Analisis
kurikulum adalah proses dimana asesor menganalisis kurikulum yang digunakan
oleh SDN (Nama SD disamarkan) untuk dijadikan suatu landasan penyelarasan
kurikulum.
5.
Penyelarasan
Kurikulum
Penyelarasan
kurikulum dilakukan untuk menyelaraskan antara hasil asesmen yang terdiri dari
kemampuan, hambatan dan kebutuhan anak dengan kurikulum yang ada di SDN (Nama
SD disamarkan).
6.
Menyusun
Program Semester
Penyusunan
program semester bertujuan untuk membuat jadwal materi dan alokasi waktu yang
diperlukan selama satu semester. Alokasi waktu yang dibuat berdasarkan tingkat
kesukaran materi yang akan dipelajari.
7.
Menyusun
Silabus Pembelajaran
Silabus
pembelajaran berisi tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan alat atau
sumber belajar.
8.
Menyusun
Program Pembelajaran Individual (PPI)
Program
pembelajaran idividual adalah program yang dibuat berdasarkan kebutuhan anak
yang sudah disesuaikan dengan kurikulum. Program pembelajaran ini berisi
tentang taraf kemampuan siswa, kebutuhan belajar siswa, indikator, tujuan pembelajaran,
materi, metode/media, proses pembelajaran, dan penilaian.
9.
Melakukan
Implementasi Program Pembelajaran Individual
Implementasi
program pembelajaran individual merupakan pelaksanaan dari program pembelajaran
yang telah disusun.
bagi viewer or reader yang tertari mengenai PPI, dapat mengunduh contoh laporan kegiatan PPI yang sudah dilakukan di salah satu Sekolah Dasar di Kabupaten Bandung.
unduh
Ako Solekhudin. Powered by Blogger.